PUTRI YANG HILANG
Di
tengah hutan terdapat istana megah entah berantah. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang
raja bijaksana dan ratu yang cantik jelita. Raja dan ratu memiliki seorang anak perempuan, yang bernama Putri
Erica. Ia putri kecil berumur 9 tahun yang cantik, periang, dan sangat manja. Raja dan ratu sangat menyayangi putri
sulung mereka, para penghuni istanapun sangat senang pada Putri Erica, karena
ia satu-satunya anak kecil perempuan di istana ini.
Ketika
Putri Erica berumur 12 tahun, ia mempunyai adik perempuan yang diberi nama Putri
Zahra. Dengan kelahiran Putri Zahra di istana itu, semua penghuni istana
menyambut dengan bahagia, karena istana akan semakin hangat. Tetapi tidak untuk
Putri Erica, ia takut kasih sayang sang ratu dan raja padanya akan berkurang
dan ia tidak akan di manja seperti dulu lagi.
4
tahun kemudian...
Suatu
hari, ratu menyuruh Putri Erica untuk menemani adiknya bermain. Saat bermain,
Putri Erica merasa kesal dan tidak terima adiknya lahir kedunia. Putri Zahra
telah merebut semuanya, perhatian ratu dan raja pun lebih kepada Putri Zahra.
Ia sampai berpikir akan meninggalkan Putri Zahra di hutan.
Keesokan harinya, Putri Erica meminta izin
pada ratu untuk mengajak bermain Putri zahra keluar istana.
“Bunda,
aku ingin mengajak adikku yang manis ini bermain di luar ya?” Ucap Putri Erica.
“Baik Nak, mau diantar ?”
“Tidak
usah, aku bisa menjaganya kok.”
“Baiklah,
hati-hati ya! Jangan terlalu lama di luar sana.”
Putri
Erica pun pergi bersama Putri Zahra,
Putri Erica membawa Putri Zahra berjalan jauh ke luar dari istana.
“Kak
kita mau ke mana sih? Jauh sekali, kalau ratu mencari kita bagaimana?” Putri Zahra
dengan wajah sedikit cemas.
“Sudah
diam saja kau, ini tidak jauh, kita akan pergi ke sungai untuk bermain air.”“Ohh
ya Kak? Asyiikkk!”
Putri
Erica membawa adiknya ke sungai, sesampai di sana mereka bermain air sampai
hari semakin sore.
“Putri
Zahra, kau tunggu di sini ya! Kakak mau ke sana sebentar aja.” Ucap Putri Erica
sambil berdiri meninggalkan Putri Zahra di tepi sungai.“Mau ke mana Kak? Jangan
lama aku takut, Putri Zahra memelas pada kakanya.”“Iya- iyaaa.” Putri Erica pun
pergi meninggalkan Putri Zahra, dan dia pulang ke istana tanpa tanpa Putri Zahra.
Sesampai
di istana Putri Erica berlari menghampiri ratu dan raja.
“Bunda,
Ayah ..... maafkan aku.”
Mereka
heran melihat Putri Erica seperti itu “ada apa Nak? Tenang ceritakan pada
bunda” ucap ratu menenangkan Putri Erica. “Ttadi aku pergi ke sungai dengan
Putri Zahra, kami bermain air, saat Saat aku tinggalkan sebentar mengambil pakaian di tepi sungai, dia
sudah tidak ada di sungai.”
“Itu
tidak mungkin Putri Erica.” Sang raja yang kaget dengan cerita Putri Erica.
“Lalu
bagaimana dengan Putri Zahra, Erica?” Ratu sangat cemas.” Tidak tahu Bun, maafkan
Erica tidak bisa menjaga adik dengan baik, Erica benar-benar tidak tahu zahra
akan menghilang” jelas Erica sambil
menangis.
Ratu
memeluk Erica. “sudah Nak,ini bukan salahmu, sekarang kita akan mencari Putri Zahra
bersama-sama ya!” Iya Bunda, maafkan aku ya! Maafkan aku ayah.”
“Iya
Putri Erica, sudah tenanglah ayah akan menyuruh semua prajurit kerajaan untuk mencari Putri Zahra di sungai tepi hutan sana.” Ujar sang Raja, dan yang langsung memerintahkan
prajurit istana untuk mencari Putri Zahra.
Jangan malah terdiam, teriak Raja dengan geramnya, ayo seluruhnya ke luar mencari Putri Zahra di
sungai tepi hutan.
Di
sungai Putri Zahra menangis karena kakaknya tidak kunjung kembali sedangkan
hari semakin petang merayam kelam menuju malam.
“Kakak
ke mana?.... Kenapa Kak Erica meninggalkanku sendirian di sini? Aku takut di
sini.” Putri Zahra mengangis terus di
bawah pohon.
Tiba-tiba
datang seorang bapak tua menghampiri Putri Zahra.
“Kamu
kenapa Kak? Sendiri di sini?”
“Bapak
siapa?”
“Saya
Paman Fahrur dari desa di balik bukit ini Nak.”
“Tolong
aku paman, kakakku yang meninggalkanku di sini.”
“Kamu
tau rumahmu di mana?”
“Aku
gak tau jalan pulang, rumahku jauh sekali.”
“Kasihan
sekali kamu Nak, namamu siapa?”
“Namaku
Zahra”
“Kalau
begitu kamu ikut paman dulu saja pulang, nanti paman akan cari tau rumahmu.”
“Paman
tidak jahatkan?” Putri Zahra seolah-olah ketakutan dengan paman ini, karena dia
tidak kenal.
“Tidaklah,
paman ke sini sedang mencari kayu bakar, di rumah paman punya anak lelaki kamu
bisa bermain dengannya, karena anak paman seusia dengan kamu”
“Baiklah
paman, aku ikut sama, tapi paman harus janji, mau membantu mencari rumahku.”
“Iya
Nak, mari hari sudah semakin gelap, malam akan segera tiba.”
Akhirnya
Putri Zahra ikut pulang ke rumah Paman Fahrur. Sesampai di rumah paman Fahrur
keluarga kecilnya menyambut Putri Zahra dengan baik dan ramah. Walaupun
rumahnya sederhana Putri Zahra senang karena paman fahrur senang hati menolongnya.
Para
prajurit istana tidak berhasil menemukan Putri Zahra di sungai tepi hutan hutan yang diceritakan Putri Erika. Ketika
mereka sampai di sungai , karena saat mereka semua tiba Putri Zahra
sudah dibawa pulang paman Fahrur.
Akhirnya para prajurit dan pegawai kerajaan di istana Entah Berantah tidak bertemu dengan Putri Zahra. Karena hari
yang semakin gelap mereka semua memutuskan pulang dan akan melanjutkan besok.
Dengan
tidak adanya Putri Zahra, Putri Erica merasa lega dan sangat senang. Di istana
dia kembali sendiri, dan tidak ada lagi saingan untuk mendapatkan perhatian
ratu dan raja.
Hari
demi hari Putri Zahra makin merasa senang bisa lewati hari-harinya bersama dengan keluarga barunya yang sangat sederhana.
Walaupun di hati kecilnya ia sangat rindu pada raja dan ratu.
Selama
Putri Zahra tidak ada Putri Erica
kembali pada sifatnya yang asli sangat manja dan selalu bermanja-manja pada
sang ratu di istana. Ia merasa senang
walaupun sampai saat ini penghuni istana semakin kawatir dengan kehilangan Putri
Zahra, putri kedua raja dan ratu yang sampai saat ini tidak ada tanda-tanda
akan ditemukan..
Nun
jauh di desa dibalik bukit yang tenang, Siang hari Putri Zahra bermain dengan
anak Paman fahrur yang bernama Daffy di halaman rumahnya.
“Putri
Zahra berteriak, Daffy kemari! Ibu sudah buatkan makan siang buat kita, kita
makan bersama-sama ya!
“Ayo
Daffy, kita makan dulu!” Zahra mengajak Daffy masuk ke rumah. Merekapun makan siang
bersama-sama. Setelah makan...
“Aku
kangen bunda..” ucap Zahra tiba-tiba. “Sabar ya Nak! Kamu pasti akan kembali
pada keluargamu. ”Ibu mencoba menghibur Zahra.
Keadaan
di istana semakin tidak baik, semua kawatir pada Putri Zahra yang belum
ditemukan. “Apa kita harus adakan saimbara ke desa-desa siapa yang
menemukan, menolong putri kita, mereka akan tinggal di istana bersama kita”
usul sang ratu pada raja. “Sepertinya itu jalan terakhir yang bisa kita
lakukan”jawab raja.
“Bunda..
Ayah.. kenapa sih? Aku itu pengen di manja kaya dulu, kenapa kalian masih saja
memikirkan Putri Zahra yang sudah hilang itu.” Ujar Putri Erica kesal. Erica
kenapa kamu bicara seperti itu? Itu tidak baik! Zahra itu adikmu, kita semua
patut sangat cemas karena dia masih kecil di luar sana kita tidak tau dia
sedang apa?” Sang ratu yang sedikit marah pada Erica yang bertingkah seperti
itu.
“Kenapa
bunda marah padaku?” Erica membentak
ratu, apa yang salah padsaku, sambil berlari pergi ke kamar dan menangis.
“Putri
Erika berpikir, ada Zahra atau tidak ada sama saja mereka sudah tidak
sepenuhnya memperhatianku” Erica terus menangis di dalam kamar.
Keesokan
harinya, raja menyebarkan saimbara, barang siapa yang bisa membawa pulang
kembali putrinya yang hilang akan tinggal di istana bersama keluarga raja.
Saembara ini di sebarkan ke seluruh desa
yang ada di balik bukit sampai sebrang bukit.
Ketika
itu, ratu menghampiri Erica yang dari
semalam tidak keluar kamar.
“Erica..
maafkan bunda Nak, kemarilah... bunda tidak bermaksud memarahimu seperti itu.” Ratu
menghampiri Putri Erica yang sedang duduk. Ibu juga tidak bermaksud
membeda-bedakan kalian, kalian berdua sama-sama putri bunda, yang sangat bunda
sayangi.
Mendengar
perkataan Bunda ratu yang lembut, “Putri Erica tetap ga mau menerima nasihat
itu. Tidak,....! Bunda dan ayah lebih menyayangi Zahra, Erica ingin dimanja,
diperhatikan seperti dulu sebelum Zahra ada”
“Dengar
Nak, kasih sayang bunda dan ayah tidak berkurang padamu, sampai saat ini bunda
masih sangat sayang, maafkan bunda kalau memang bunda lebih memperhatikan Zahra
daripada kamu.” Ratu memeluk Erica.
“Mmmm..pelukan
itu yang lama tak dirasakan Putri Erika saat lahirnya Putri Zahra. Dalam
dekapan Bunda Ratu akhirnya Putri Erika meminta maaf. Maafkan Bunda kalau
selama ini Erica terlalu manja.”
“Iya
Nak tidak apa-apa.” Saat itu raja menghampiri ke kamar.
“Maafkan ayah juga ya Nak.” Ucap raja
menghampiri Erica dan memeluk Putri sulungnya dengan penuh kasih sayang.
“Iya
ayah, oh iya ada yang mau Erica ceritakan pada ayah dan bunda. Tapi Ayah dan Bunda
jangan marah. Sambil ragu-ragu...Sebenarnya Putri Zahra tidak hilang, tetapi
aku yang meninggalkannya di sungai sendirian dan aku pulang ke istana. ”
“Ya
ampun, kenapa kamu seperti itu Nak.” Ratu kaget dengan ucapan Erica.“ Maafin
Erica Bun, yah ...Saat itu Erica kesal dengan Zahra, Erica tidak suka
kalau pada Zahra.
“Ayah mengerti sudahlah, sekarang kita sedang berusaha mencari Zahra sampai ketemu.” Iya yah, kalau Zahra ketemu aku janji tidak akan benci padanya lagi, aku akan hidup rukun dengan adikku. “Nah sepertii itu Nak, itu baru anak bunda yang dewasa.”
“Ayah mengerti sudahlah, sekarang kita sedang berusaha mencari Zahra sampai ketemu.” Iya yah, kalau Zahra ketemu aku janji tidak akan benci padanya lagi, aku akan hidup rukun dengan adikku. “Nah sepertii itu Nak, itu baru anak bunda yang dewasa.”
Sudah beberapa hari saimbara itu
disebarkan tapi belum ada kabarnya juga. Dan saat itu Paman Fahrur mendengar
kabar saimbara dari warga-warga yang membicararakan itu. Ia segera pulang ke
rumah, dan memberi tahu pada istrinya.
“Buu..
tadi di jalan bapak dengar kerajaan yang ada di balik bukit ini mengadakan
saimbara barang siapa yang menemukan putrinya yang hilang akan tinggal di
istananya.” “Bapak serius? Apa jangan-jangan Zahra ini putri raja?”
“Tolong panggil Zahra bu. ”Ibupun memanggil Zahra yang sedang di belakang rumah bersama anaknya. Zahra menghampiri Paman fahrur.
“Tolong panggil Zahra bu. ”Ibupun memanggil Zahra yang sedang di belakang rumah bersama anaknya. Zahra menghampiri Paman fahrur.
“Nakk?
Apa benar kamu putri dari istana yang berada di balik bukit ini?”
“Iyaa
paman aku itu tinggal di istana, tapi aku tidak tau tempatnya di mana” jawab
zahra. Ayah dan ibuku Raja dan Ratu di Istana. “Sang raja menyebarkan saimbara
Nak, barang siapa yang menemukan putrinya dia akan tinggal di istana,
sepertinya itu istana yang kamu maksud?”
Dan akhirnya Paman Fahrur bersama anaknya
Daffy memutuskan untuk membawa Zahra ke istana. Sesampai di istana Paman Fahrur
bertemu dengan raja, ratu, dan Erica. Ketika Erica melihat Zahra ia langsung
menghampirinya... “Zahraaa?? Akhirnya kamu selamat, maafkan aku adikku, ini semua
salahku” Erica langsung memeluk Zahra. “Aku rindu sekali pada kakak, bunda,
ayah. Iya Kak aku sudah memaafkan Kakak”
Raja
dan Ratu bertanya bagaimana Paman bisa bersama putri saya? Begini ceritanya
Tuan...Saya dari desa di balik bukit ini, saya menemukan Putri Zahra di sungai
waktu itu, lalu saya membawanya ke rumah.” Tapi putri tidak bilang pada saya
kalau dia anak seorang Raja dan Ratu, Dia hanya bilang rumahku jauh sekali dan
aku tidak hapal jalan untuk pulang. Akhirnya Putri tuan mau ikut bersama saya.
Sampai kemarin ada saimbara, saya baru curiga jangan-jangan Zahra adalah putri
yang disaimbarakan. Ternya ketika Paman tanya pada Zahra, Dia mengatakan bahwa
benar Dia adalaha putri raja. Begitu Tuan Raja ceritanya dan akhirnya saya
mengantarkan putri tuan sekarang. Maafkan bukan saya sengaja menyembunyikannya,
tapi saya benar-benar tidak tahu karena putri tuan tidak menceritakan sirsilah
keluarganya.
Oooh!
Sudahlahlah Paman saya paham. “Terima kasih banyak, kami sangat bersyukur putri
kami masih selamat sampai saat ini.”Jawab raja.
Putri
Zahra mengahmpiri Raja,...“Ayah, Bunda.. Paman Fahrur ini sangat baik. Dia
sudah menolongku, merawatku, menghiburku, dan aku dapat teman baru Daffy
anaknya paman yang selalu menemaniku bermain di desa sana.”Kalau tidak ada
Paman yang menolongku mungkin aku sudah di terkam binatang buas di hutan sana.”
Lanjut Putri Zahra . “Iya Nak, bunda senang sekali kamu kembali, terima kasih
banyak Paman.”
Raja
berkata, Sesuai dengan janji saya dalam saimbara, bahwa yang menemukan putriku
akan kuangkat jadi keluarga istana. Nah sekarang saya angkat Paman sekeluarga
menjadi keluarga besar istana. Paman Fahrur, Daffy dan istrinya sangat bahagia
mendengar ucapan raja. Tapi bukannya menolak dan tidak mau menjadi keluarga
istana, keluarga Daffy lebih senang tinggal dibalik bukit. Dengan menyesal saya
tidak bisa menerima kebaikan Tuanku Raja.
Ya
sudah kalau begitu, keluarga Paman boleh tinggal di balik bukit sana, dan
setiap bulan saya akan mengirim barang-barang dan makanan yang menjadi
keperluan keluarga paman di pedesaan. Paman Fahrurpun setuju....!
Keluarga
Paman Fahrur semakin sejahtra, karn setiap bulan dijamin keperluan ekonominya
oleh Sang Raja. Putri Zahrapun Senang
karena setiap bulan dapat berkunjung ke desa Paman. Begitupun Putri Erika
sesekali suka menemani adiknya berkunjung ke tempatnya Paman Fahrur.
Damailah
kehidupan kerajaan Entah berantah karena dipimpin oleh raja dan ratu yang
bijaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar