Minggu, 15 Agustus 2010

Tugas PTIK ke 13

Tugas Rangkuman Kuliah 13

PENGERTIAN INTERNET

INTERNET

adalah jaringan komputer yang saling terhubung ke seluruh dunia dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif.

Secara Fisik Internet

adalah interkoneksi antar jaringan komputer namun secara umum internet harus dipandang sebagai sumber daya informasi

(Lani Sidharta, 1996)

Isi Internet

adalah informasi yang dapat dibayangkan sebagai suatu database atau perpustakaan multimedia yang sangat besar dan lengkap dan dipandang sebagai dunia dalam bentuk lain (maya) karena hampir seluruh aspek kehidupan di dunia nyata ada di internet .

SEJARAH INTERNET Tahun 1969 – 1972

Awalnya Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network)

mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon .

Proyek ARPANET

diawali jaringan terpadu antara Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah diperkenalkan secara umum dan berkembang begitu pesat Selanjutnya, MILNET (untuk keperluan militer ) dan ARPANET (universitas-universitas) , kemudian kedua jaringan ini digabung dikenal dengan DARPA INTERNET

disederhanakan menjadi INTERNET .

MANFAAT INTERNET :

Informasi dan Berita

Bisnis

Gaya hidup

Ilmu

Hiburan

Transaksi

Sosial .

CARA MENGAKSES INTERNET :

Dial Up

Kable : ADSL

Wireless

Mobile

Hotspot

Akses Internet dengan Dial Up

Kable : ADSL Wireless Mobile Hotspot MASUK KE Telkom Phone Network, lalu melalui telpon conector MASUK Moden Dial Up.

Akses Internet dengan ADSL

(ADSL : Asymmetric Digital Subscriber Line)

Internet Service Provider (ISP) masuk ke telkom phone network melalui splitter masuk ke pesawat telpon dan modem ADSL terakhir masuk ke dalam jaringan komputer.

Akses Internet Mobile

Internet servis provider (ISP) melalui operator GSM ke BTS : Base Transceiver Station lalu disebarkan melalui jaringan telpon mobile atau jaringan komputer.

Akses Internet Wireless

Internet ke ISP melalui external antena masuklah ke jaringan komputer.

Akses Internet Hotspot 1

Internet ke ISP ke telkom phone network ke telpon conector Modem ADSL+

Wifi Access Point , baru masuk jaringan beberapa komputer.

Akses Internet Hotspot 2

Internet ke ISP melalui external antena ke Modem ADSL+ Wifi Access Point , baru masuk jaringan beberapa komputer.

Istilah- istilah Penting

Wifi (Wireless Fidelity)

Merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan sejumlah komputer terhubung dalam sebuah jaringan tanpa kabel

Hotspot

Jangkauan dari jaringan WiFi

ISP (Internet Service Provider)

Merupakan sebuah perusahaan yang khusus menangani layanan bagaimana seseorang, kantor, dan organisasi dapat memanfaatkan internet

ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line)

Yaitu komunikasi jaringan Internet dengan kecepatan tinggi, dimana sinyal yang masuk tidak sama dengan sinyal yang keluar (asimetris).

Modem (Modulation demodulation)

Alat yang digunakan untuk merubah sinyal analog menjadi digital dan sebaliknya

Prinsip Pengaksesan Alamat Situs Web

Setiap komputer yang terhubung dengan jaringan internet:

Internet kemudian diberikan sebuah nomor unik,untuk berkomunikasi dengan yang lainnya dengan bahasa komunikasi yang sama yang disebut protokoral.

DOMAIN NAME

Domain name adalah penamaan halaman web di internet digunakan un tuk search engine tempat web seseorang alamat seseorang di rumah dari seseorang di dunia internet.

File Transfer Protocol (FTP)

  • FTP merupakan suatu protokol yang digunakan untuk melakukan transfer berkas
  • Klien dapat mengirimkan berkas ke server FTP atau mengambil berkas dari server FTP
  • Proses untuk mengirimkan berkas milik klien ke server FTP dinamakan upload
  • Proses untuk mengambil berkas dari server FTP dan menyalinnya di komputer klien dinamakan download.

Sabtu, 07 Agustus 2010

Tugas PTIK ke 14

DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER
DAN INTERNET UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMP/MTs

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi yang diberikan oleh DR. Hudiana

Disusun oleh :
RINA ROSMAYANA
NIM . 09.86.4.018

Program Studi Teknologi Pembelajaran
Program Pascasarjana
STKIP Garut
2010


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang Masalah
Komputer merupakan salah satu alat dalam teknaologi informasi dan komunikasi yang mempunyai banyak kelebihan, termasuk bila dimanfaatkan dalam pembelajaran. Pemanfaatan computer dalam pembelajaran memungkinkan siswa melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi, mengolah hasil belajar, bahkan mengkreasikan hasil belajar lebih menarik.
Selama ini pemanfaatan fasilitas komputer dalam pembelajaran di sekolah hanya untuk mata pelajaran TIK. Pemanfaatan komputer oleh mata pelajaran lain masih jarang dilakukan. Mungkin hal tersebut disebabkan oleh terbatasanya jumlah komputer yang dimiliki oleh sebuah sekolah, ataupun terbatas oleh kemampuan guru- guru mata pelajaran lain dalam memnafaatkan komputer untuk menunjang proses pembelajarannya.
Bagaimana mengintegrasikan pemanfaatan komputer dalam kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran lain ? dalam makalah ini akan diuraikan bagaimana mengintegrasikan penggunaan komputer dan internet dalam pembelajaran bahasa indonesia. Sehingga menghasilakan dampak pengiring nurturant effect, yaitu dikuasainya sejumlah kemampuan menggunakan komputer termasuk memanfaatkan fasilitas jaringan internet.
Tentunya kemampuan di atas merupakan prasyarat bagi setiap orang termasuk siswa didik kita untuk bisa berdaya dalam abad informasi seperti ini.
Namun guru hendaknya berhati- hati dalam menyajikan pembelajaran yang menggunakan komputer, artinya jangan sampai penggunaan komputer menjadikan pembelajaran berpusat pada guru. Bila hal itu kerap terjadi maka pembelajaran sepertinya kan tampak modern tetapi sesungguhnya konvensional, karena guru hanya mengandalkan ceramah melalui power point dan LCD, dan siswa hanya banyak mendengarkan saja.


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah bagaimana guru menyajikan pembelajaran yang menggunakan fasilitas komputer dan internet m sehingga pembelajaran bisa tetap kontekstual untuk menciptakan pembelajaran di kelas aktif dan kreatif. Dengan itu kegiatan pembelajaran akan bermakna dan menyenangkan.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan makalah ini untuk mendeskrifsikan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis komputer dan internet di SMP/MTs. Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai acuan untuk menerapkan tentang prinsif desain pembelajaran, dan bagaimana teori-teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli, dapat menjadi landasan berpijak ketika guru akan menggunakan fasilitas komputer dan internet dalam pembelajarannya akan dibahas pada bab selanjutnya.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Desain Pembelajaran dan Teori Belajar
Dalam mendesain pembelajaran, konsep interaksi cukup esensial untuk diperhitungkan. Oleh sebab itu, desain pembelajaran tidak bisa digantikan dengan desain informasi. Interaksi sangat terkait dengan keanekaragaman siswa. Hal inilah yang menuntut designer pembelajaran untuk dapat menampilkan desain-desain pembelajaran yang bervariasi, karena satu gaya interaksi tidak akan cocok untuk semua siswa.
Satu hal penting yang harus diperhitungkan dalam mendesain pembelajaran, adalah memposisikan diri terhadap perspektif yang diyakini tentang belajar, pemahaman terhadap konsep hasil belajar, pemahaman terhadap konsep belajar aktif, pemahaman terhadap tes, dan pemahaman terhadap prasyarat belajar.
Secara umum, terdapat tiga pandangan tentang belajar, yaitu: (1) belajar sebagai penguatan respon, (2) belajar sebagai pemerolehan pengetahuan, dan (3) belajar sebagai konstruksi pengetahuan.
Belajar sebagai penguatan respon. Pandangan ini berkembang cukup lama hingga tahun 1950 dan mencapai puncaknya ketika perang dunia II. Menurut pandangan ini, belajar terjadi apabila siswa memperkuat atau memperlema suatu asosiasi antara stimulus dan respon. Teori ini mendasarkan diri pada hasil percobaan dengan binatang sebagai obyek terteliti.
Peranan siswa menurut pandangan ini, adalah pasif menerima penghargaan dan hukuman. Peranan guru adalah mengadministrasikan penghargaan atau hukuman, seperti dalam latihan dan praktik. Peranan perancang pembelajaran adalah menciptakan lingkungan agar dapat membangkitkan respon-respon siswa dan menyiapkan umpan balik.
Belajar sebagai pemerolehan pengetahuan. Belajar terjadi apabila siswa dapat menyimpan informasi baru di dalam memori jangka panjang. Pandangan ini berkembang pada tahun 1950 hingga 1970-an yang mendasarkan diri pada hasil penelitian dengan manusia sebagai obyek dalam artificial setting.
Peranan siswa adalah pasif menerima informasi, tugas guru adalah menyajikan informasi secara tekstual melalui ceramah. Menurut pandangan ini, informasi dapat ditransmisikan secara langsung dari guru ke siswa.
Peranan perancang pembelajaran adalah menciptakan lingkungan di mana para siswa diekspos sejumlah informasi, seperti dalam buku teks, perkuliahan, dan program multimedia berbasis komputer.
Belajar sebagai konstruksi pengetahuan. Belajar terjadi apabila siswa secara aktif mengkonstruksi pengetauan dalam memori kerja. Pandangan ini berkembang sejak tahun 1980 hingga 1990-an yang mendasarkan diri pada hasil penelitian dengan manusia sebagai obyek dalam setting yang realistik.
Menurut pandangan ini, siswa adalah pencipta gagasan, guru adalah pemandu kognitif yang menyediakan bimbingan dan pemodelan pada tugas-tugas akademik yang otentik. Peranan perancang pembelajaran adalah mengkreasi lingkungan di mana para siswa.
Pandangan konstruktivistik tentang belajar, bahwa belajar merupakan proses konstruksi pengetahuan.
Tiga Macam Hasil Belajar
1. No learning, miskin dengan retensi, transfer, dan hasil belajar. Mahasiswa
tidak menyediakan perhatian terhadap informasi relevan yang diterimanya.
2. Rote learning, hanya mampu mengingat informasi-informasi penting dari pelajaran, tetapi tidak bisa menampilkan unjuk kerja dalam menerapkan informasi tersebut dalam memecahkan masalah-masalah baru. Mahasiswa hanya mampu menambah informasi dalam memori. Prosesproses kognitif yang utama encoding, yaitu menempatkan lembaranlembaran informasi ke dalam memori jangka panjang. Proses ini didukung oleh metode pembelajaran drill dan practice.
3. Constructivist learning, dapat menampilkan unjuk kerja retensi dan transfer. siswa mencoba membuat gagasan tentang informasi yang diterima, mencoba mengembangkan model mental dengan mengaitkan hubungan sebab akibat, dan menggunakan proses-proses kognitif dalam belajar. Proses-proses kognitif utama meliputi penyediaan perhatian terhadap informasi-informasi yang relevan dengan selecting, mengorganisasi infromasi-informasi tersebut dalam representasi yang koheren melalui proses organizing, dan mengintegrasikan representasi- representasi tersebut dengan pengetahuan yang telah ada di kepalanya melalui proses integrating.
Dua Macam Belajar Aktif :
1. Behaviorally active, hanya aktif menulis dalam buku kerja, tetapi boleh jadi tidak aktif secara kognitif. Dalam keadaan demikian, siswa tidak mencoba membuat gagasan tentang materi yang dibaca. pembelajaran yang sering digunakan adalah dengan penyajian permasalahan berupa melengkapi pernyataan secara linier.
2. Cognitively active, mencoba menjelaskan dengan caranya sendiri. Metode
yang cocok untuk ini adalah penyajian permasalahan yang bersifat illdefined.
Dalam mengerjakan permasalah seperti itu, mahasiswa mencoba menciptakan apa yang oleh Chi et al (1989) sebut sebagai selfexplanation. Jadi prilaku-prilaku: menulis, bercakap, bekerja tampak tidak berperan sebagai aktivitas utama, tetapi aktif secara kognitif merupakan unjuk kerja utama bagi mahasiswa tersebut, yaitu dengan mencoba menjelaskan dengan cara sendiri hasil interaksinya dengan materi pelajaran atau percobaan.
Untuk mendorong mahasiswa agar terlibat secara kognitif dalam belajar, tujuan pembelajaran hendaknya didesain agar dapat membantu mereka mengidentifikasi informasi yang bermakna, memahami bagaimana materi pelajaran yang layak, dan melihat bagaimana materi pelajaran tersebut berkaitan dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
Desain pembelajaran konstruktivistik umumnya memperhatikan peranan interaksi sosial dalam pembelajaran. Interaksi sosial dapat diwujudkan peluang kepada mahasiswa untuk melakukan diskusi (discussion), pemodelan (modeling), penyelidikan terbimbing (guided discovery), dan perancahan (scaffolding). Pembelajaran-pembelajaran yang memfasilitasi mahasiswa untuk belajar melalui proses interaksi sosial adalah: teknik pemagangan kognitif (Collins et al, 1989), pembelajaran kooperatif (Santyasa, 2004; Slavin, 1995), percepatan komunitas-komunitas mahasiswa (Campione et al, 1995), pembelajaran berbasis masalah (Boud & Feletti, 1997); pembelajaran berbasis proyek (Fogarty, 1997), pembelajaran perubahan konseptual (Santyasa, 2002), pembelajaran berbasis keterampilan berpikir (Santyasa, 2003), dan sebagainya.
Walaupun konteks sosial tentang belajar menyediakan banyak peluang untuk belajar konstruktivistik, namun tidak semua konteks sosial dapat memajukan pembelajaran konstruktivistik, dan yang lebih penting, tidak semua pembelajaran konstruktivistik berantung pada konteks sosial.
Pembelajaran konstruktivistik mendasarkan diri pada gagasan, bahwa terdapat nilai yang lebih penting yang harus dijadikan dasar mempersepsi apa yang terjadi apabila mahasiswa diasumsikan belajar. Nilai tersebut didasari oleh asumsi, bahwa dalam belajar, sesungguhnya siswa berkembang secara alamiah. Oleh sebab itu, perspektif pembelajaran hendaknya mengembalikan siswa ke fitrahnya sebagai manusia dibandingkan hanya menganggap mereka belajar hanya dari apa yang dipresentasikan oleh guru.
Hal ini merupakan nilai yang abadi yang digagas oleh John Dewey (1902). Implikasi nilai tersebut melahirkan komitmen untuk beralih dari konsep pendidikan berpusat pada kurikulum menuju pendidikan berpusat pada siswa. Dalam pendidikan berpusat pada siswa, tujuan pembelajaran hendaknya lebih berfokus pada upaya bagaimana memajukan perubahan kognitif. Oleh sebab itu, tujuan pembelajaran hendaknya dikemas dalam sebuah model pembelajaran perubahan konseptual (Santyasa, 2002). Pembelajaran yang fokus pada proses pembelajaran adalah suatu nilai utama pendekatan konstruktivstik.
Tujuan pembelajaran fokus pada transfer belajar. Pendekatan
konstruktivistik juga mendasarkan diri pada premis “siswa dapat menggunakan
dibandingkan hanya dapat mengingat apa yang dipelajari”. Satu nilai yang dapat dipetik dari pendekatan tersebut, bahwa meaningful learning harus diyakini memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan rote learning, dan deep understanding harus diyakini memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan senseless memorization.
Konsep belajar bermakna sesungguhnya telah dikenal sejak munculnya psikologi Gestal dengan salah satu pelopornya Wertheimer (1945). Sebagai tanda pemahaman mendalam adalah kemampuan mentransfer apa yang dipelajari ke dalam situasi baru.
Tujuan pembelajaran fokus pada bagaimana belajar. Pendekatan konstruktivistik secara jelas meletakkan nilai dasar tentang bagaimana belajar (how to learn) dibandingkan hanya apa yang dipelajari (what to learn). Untuk mencapai tujuan learning how to learn, keterampilan berpikir tidak bisa dimanjakan dalam proses belajar. Implikasi untuk tujuan pembelajaran adalah memfasilitasi mahasiswa untuk lebih banyak menggunakan ketarampilan berpikirnya dalam belajar. Belajar berbasis keterampilan berpikir merupakan dasar untuk mencapai pemahaman secara mendalam (Santyasa, 2003). Penggunaan keterampilan berpikir dalam belajar berarti pula melibatkan strategi
belajar untuk mengembangkan proses-proses kognitif.
2.2 Komputer dan internet.
Diera globalisasi, negara-negara diberbagai belahan dunia sudah tidak ada lagi batas dalam memperoleh informasi. Dalam waktu yang sama di tempat berbeda dengan jarak yang jauh sekalipun orang saling bertukar informasi dana berkomunikasi. Kemajuan teknologi informasi ini tidak hanya dirasakan oleh dunia bisnis, akan tetapi dunia pendidikan juga ikut merasakan manfaatnya. Perkembangan teknologi informasi lebih terasa menfaatnya dengan hadirnya jaringan internet yang memanfaatkan satelit sebagai media transformasi. Hadirnya internet sebagai sumber informasi ini sangat memungkinkan seseorang untuk mencari dan menyebarkan segala ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk penemuan penelitian keseluruh dunia dengan mudah, cepat, dan murah, sehingga pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat lebih cepat dan merata. Dengan demikian segala informasi yang ada di internet dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
Pengertian internet itu sendiri adalah jaringan (Network) komputer terbesar di dunia. Jaringan berarti kelompok komputer yang dihubungkan bersama, sehingga dapat berbagi pakai informasi dan sumber daya (Shirky, 1995:2). Dalam internet terkandung sejumlah standar untuk melewatkan informasi dari satu jaringan ke jaringan lainnya, sehingga jaringan-jaringan di seluruh dunia dapat berkomunikasi.
Sidharta (1996) memberikan definisi yang sangat luas terhadap pengertian internet. Internet adalah forum global pertama dan perpustakaan global pertama dimana setiap pemakai dapat berpartisipasi dalam segala waktu. Karena internet merupakan perpustakaan global, maka pemakai dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar.
Secara umum dapat dikatakan bahwa internet adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan saling hubungan antar jaringan-jaringan komputer yang sedemikian rupa sehingga memungkinkan komputer-komputer itu berkomunikasi satu sama lain.

Spesifikasi Peralatan Internet
Agar kita dapat mengoperasikan internet dengan baik, maka dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak yang memadahi. Perangkat keras adalah komponen-komponen fisik yang membentuk suatu sistem komputer serta peralatan-peralatan lain yang mendukung komputer untuk melakukan tugasnya. Perangkat keras tersebut berupa:
(1) satu unit komputer,
(2) modem,
(3) jaringan telepon,
(4) adanya sambungan dengan ISP (Internet Service Provider).
Sedangkan perangkat lunak adalah program-program yang diperlukan untuk menjalankan perangkat keras komputer. Perangkat lunak ini kita pilih sesuai dengan:
(1) kemampuan perangkat keras yang kita miliki,
(2) kelengkapan layanan yang diberikan,
(3) kemudahan dari perangkat itu untuk kita operasikan dalam (User Friendly).


2.3 Komputer dan Internet dalam pembelajaran
Bagaimana komputer dimanfaatkan sebagai media pembelajaran ketika guru melaksanakn proses belajar mengajar di dalam kelas. Misalanya :
1. pada saat guru membuat surat/ laporan, kita dapat menyiapkan kata/.kalimat, memunculkan kembali kata atau kalimat yang sudah dihapus, dan mengatur besar kecilnya huruf.
2. Kemudian dapat mengurutkan daftar urutan nama berdasarkan abjad
3. Dapat melakukan program perhitungan yang menggunakan program excel
4. Membuat naskah draf dan akhir percobaan.
5. Mengarang cerita dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris
6. Membuat power point untuk presentasi dan diskusi.
7. Memberi illusterasi pada karangan.
8. Membuat iklan yang disertai dengan gambarnya untuk pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
9. Mencari sumber informasi dari internet, mengevaluasi, mengolah, dan mempublikasikan.
10. Mencari berita (straigt news) atau ulasan suatu isu dari berbagai laman dan meneliti perbedaan dan persamaan dari berbagai sudut pandang.
11. Berkirim surat secara elektronik melalui e-mail pada guru ataupun sesama siswa, dalam praktek penulisan surat pribadi ataupun surat resmi.
12. Membuat blog untuk menuliskan pendapat pribadi tentang berbagai isu.
13. Menggunakan facebook untuk berinteraksi dengan teman secara regional ataupun internasional.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.Simpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran dengan memanfaatkan komputer dan internet dapat diterapkan di SMP/MTs dengan beberapa metode pembelajaran (diskusi, inkuiri, deskoveri, dan problem solving) serta menggunakan model pembelajaran yang dikemas sederhana, menarik, dan menyenangkan siswa, sehingga pembelajarannya lebih bermakna.
Dengan pembelajaran berbasis Internet mendidik siswa untuk berpikir kritis, menambah wawasan dan pengetahuan siswa, mendidik siswa untuk belajar otodidak, dan meningkatkan hasil belajar siswa sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan.

2.Saran
Para pendidik dan pihak-pihak yang terkait hendaknya mulai menyiapkan dan memperkenalkan pembelajaran berbasis internet ini kepada siswa SMP/MTs, agar para siswa siap menghadapi tantangan zaman dan dapat menerima perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dengan cepat.

Daftar Rujukan
(Eds.): Instructional Massage Design: Principles from the behavioral
32(3). 154-160.
Ahmad Dahlan Yogyakarta, 27-28 Maret 2004 di Yogyakarta. Alternatif Implementasi KBK. Makalah. Disajikan dalam Seminar Nasional
Mudhofir. 1992. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung:
Remaj Rosdakarya.
Setijadi. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan (Satuan Tugas Definisi dan
Terminologi AECT). Jakarta: Rajawali.
Shirky, C.1995. Internet lewat E-mail. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
Sidharta, L.1996. Internet: Informasi Bebas Hambatan 1. Jakarta: PT Alex Media
Komputindo.
Bob, D., & Feletti, G. I. 1997. The challenge of problem-based learning, 2nd
cooperative learning untuk para dosen Teknik Industri Universitas
Dalam Donmoyer, R., & Merryfield, M.M. (Eds): Theory into practice,
ediition. London: Kogan Page.
Educational Technology. 39(5). 50-53.
Erlbaum Associates, Publisher.
Fogarty, R. 1997. problem-based learning & other curriculum models for the
Jakarta.
konseptual. Makalah. Disajikan dalam Seminar Nasional Teknologi
Marzano, R. J. 1993. How classroom teachers approach the teaching of thinking.
Mayer, R. E. 1993. Problem solving principles. Dalam Fleming, M. & Levie,
W.H.
Mayer, R. E. 1999. Designing instruction for constructivist learning. Dalam
multiple intelligences classroom. Arlington Heights, Illinois: Training and
Myers, K.L. 1999. Is there a place for instructional design in the information age?
paradigm of instructional theory, volume II. New Jersey: Lawrence
Pembelajaran: “Peningkatan Kualitas dan Produktivitas SDM dengan
Penerapan Teknologi Pembelajaran”, 18-19 Juli 2002, Hotel Indonesia,
Publishing, Inc.
Reigeluth, C. M. (Ed.): Instructional-design theories and models: A new
Santyasa, I W. 2002. Miskonsepsi dan model pembelajaran perubahan
Santyasa, I W. 2003. Pembelajaran fisika berbasis keterampilan berpikir sebagai
Santyasa, I W. 2004. Pembelajaran kooperatif. Disajikan dalam pelatihan
Slavin, R. E. 1995. Cooperative learning. Second edition. Boston: Allyn and
Teknologi Pembelajaran, 22-23 Agustus 2003, Di Hotel Inna Garuda
the cognitive sciences. Englewood Cliffs, NJ: Educational Technology
Yogyakarta.

Tugas PTIK Ke 11

RANGKUMAN PTI PERTEMUAN KE 11
A. Pengertian Multimedia
Beberapa definisi Multimedia menurut beberapa ahli:
1. Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media
ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik
dan gambar (Turban et al, 2002)
2. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan
interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan
video (Robin dan Linda, 2001)
3. Multimedia dalam konteks komputer adalah: pemanfaatan
komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio,
video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai
berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi (Hofstetter, 2001)
B. Sejarah Multimedia
1. Istilah multimedia berawal dari teater, bukan komputer.
Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari suatu medium
seringkali disebut pertunjukan multimedia
2. Pertunjukan multimedia mencakup: monitor video, synthesized
band, dan karya seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan
C. Perkembangan Multimedia
Menurut Morgan Stanley:
Untuk mencapai sebanyak 50 juta pengguna di Amerika Serikat waktu yang dibutuhkan untuk:
 Televisi : 13 tahun
 TV Kabel : 10 tahun
 Internet : 5 tahun
Dan perkembangan multimedia mengikuti perkembangan internet
Jumlah pengguna internet meningkat sangat pesat akhir-akhir ini
 Pengguna CD-ROM drive mencapai lebih dari 200 juta, DVD
drive mulai menggantikan CD-ROM drive
 Layanan multimedia online sedang mengalami booming
 Teknologi komputer, elektronik, dan komunikasi menciptakan
infrastruktur multimedia mobile multimedia
D. Sistem Multimedia
SISTEM MULTIMEDIA: a multimedia system is any system which supports more than a single kind of media (AHD, 1991)
Bagaimana sistem bisa disebut sebagai sistem multimedia?
1. Kombinasi Media
Sistem disebut sistem multimedia jika kedua jenis media
(continuous/discrete) dipakai. Contoh media diskrit : teks dan
gambar, dan media kontinu adalah audio dan video.
2. Independence
Aspek utama dari jenis media yang berbeda adalah keterkaitan
antar media tersebut. Sistem disebut sistem multimedia jika tingkat
ketergantungan/keterkaitan antar media tersebut rendah
3. Computer-supported Integration
Sistem harus dapat melakukan pemrosesan yang dikontrol oleh
komputer. Sistem dapat diprogram oleh system programmer/ user
E. Multimedia PC
Multimedia PC merupakan standar sistem komputer yang menyediakan fasilitas multimedia
Multimedia PC terdiri dari sebuah komputer dengan:
 CD-ROM drive / DVD Drive
 Sound Card (untuk recording dan playback)
 Multimedia (Music/Movie) Player
 RAM dan HARD DISK yang mencukupi
 Graphics Adapter
 Speaker
F. Sistem Multimedia dibagi:
1. Sistem Multimedia Stand Alone
Sistem ini berarti merupakan sistem komputer multimedia yang memiliki minimal storage (harddisk, CD-ROM/DVD-ROM/CD-RW/DVD-RW), alat input (keyboard, mouse, scanner, mic), dan output (speaker, monitor, LCD Proyektor), VGA dan Soundcard
2. Sistem Multimedia Berbasis Jaringan
Sistem ini harus terhubung melalui jaringan yang mempunyai bandwidth yang besar. Perbedaannya adalah adanya sharing sistem dan pengaksesan terhadap sumber daya yang sama. Contoh: video converence, permasalahan: bila bandwidth kecil, akan terjadi kemacetan jaringan.
Stand Alone Multimedia
Stand alone multimedia mempunyai I/O Device untuk menangkap data multimedia yang akan diproses tetapi untuk pelaksanaan proses playback dilakukan pemisahan antara media yang bergantung dengan waktu dengan media yang tidak bergantung pada waktu.
Multimedia based on network
 Harus terhubung dengan jaringan
 Mampu melakukan sharing sistem dengan sumber daya yang sama dimana computer yang satu dapat melayani kebutuhan data multimedia dari komputer lain yang terhubung dalam jaringan sehingga dapat dijalankan aplikasi multimedia terdistribusi.
Multimedia: antara Offline vs Online

Aspek:
Player
Media
Pesan
Pembelajaran
Interaktivitas
Komunikasi
Up dating
Sifat
Konten

Off Line :
Stand alone PC
Dua jenis atau lebih
Terintegrasi
Terprogram, closed
User dengan komputer
Dua arah
Terprogram, closed
Versi baru
Statis
Multi

On Line:
Network, internet
Dua jenis atau lebih
Terintegrasi,
interkoneksi
Terprogram, open
Antar user, narasumber
Banyak arah
Sin-Asinkronisasi
Kontinyu
Dinamis
Multi
Mengapa Multimedia ?
Multimedia dapat digunakan dalam:
1. Bidang pendidikan dalam penyampaian bahan pengajaran secara interaktif dan dapat mempermudah pembelajaran karena dididukung oleh berbagai aspek: suara, video, animasi, teks, dan grafik
2. Bidang jaringan dan internet yang membantu dalam pembuatan website yang menarik, informatif, dan interaktif


Multimedia mampu:
1. Mengubah tempat kerja. Dengan adanya teleworking, para pekerja
dapat melakukan pekerjaannya tidak harus dari kantor, contoh
software yang mendukung teleworking atau telecommuting:
Netmeeting
2. Mengubah cara belanja. Homeshopping atau teleshopping dapat
dilakukan dengan menggunakan internet, kemudian barang datang
dengan sendirinya
3. Mengubah cara bisnis. Banyak perusahaan menggunakan sistem
jual beli online dan bank menggunakan cara online-banking
4. Mengubah cara memperoleh informasi. Orang-orang mulai
menggunakan internet dan berbagai software untuk mencari
informasi, misalnya: membaca koran online
5. Mengubah cara belajar. Sekolah mulai menggunakan komputer
multimedia, belajar online, dan menggunakan e-book
6. Internet Multimedia juga mulai bersaing dengan televisi dan radio

MULTIMEDIA INTERAKTIF
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
1. Pendidikan di Indonesia
• Hasil penelitian program pembangunan PBB (UNDP) tahun 2000 menunjukkan kualitas SDM Indonesia berada pada urutan 109 dari 174 negara, jauh dibandingkan dengan negara tetangga Singapura (24), Malaysia (61),Thailand (76) dan Philipina (77).
• Hasil studi International Educational Achievment (IEA) menunjukan kemampuan IPA peserta didik di SMP Indonesia menempati urutan ke-40 dari 42 negara yang diteliti (Rukmana dalam Zulhemi, 2006)
2. Faktor Penyebab
 Guru, Siswa, Sarana dan Prasarana, Kurikulum, dan Komitmen Bersama
 Salah satu faktor penyebab mutu pendidikan di Indonesia rendah adalah motivasi belajar siswa rendah karena pada saat proses pembelajaran guru kurang menerapkan pembelajaran yang interaktif
 Pembelajaran yang interaktif bisa diterapkan oleh guru dengan bantuan media pembelajaran
3. Media Pembelajaran
 Media : Medium = Perantara
 Media komunikasi: perantara penyampai pesan atau informasi
 Media pembelajaran : sarana komunikasi untuk menyampaikan materi pembelajaran
4. Kontribusi media dalam proses pembelajaran
 Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
 Pembelajaran dapat lebih menarik
 Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
 Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
 Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
 Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
 Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
 Peran guru berubahan kearah yang posistif
5. Peran media dalam pembelajaran
 Membuat kongkrit konsep yang abstrak
 Mengetengahkan bagian tertentu yang dianggap penting
 Memberikan pengganti pengalaman langsung
 Mendekatkan obyek yang sukar atau berbahaya untuk didekati
 Memberikan pengalaman segi pengamatan
 Menyajikan perbedaan warna secara visual
 Menyajikan informasi yang memerlukan gerak
Jenis-jenis media
 Media Cetak
 Media Radio/Audio
 Media Televisi/Video
 Komputer/Jaringan
Trend Pemanfaatan media
 Integrasi
Dua atau lebih media dimanfaatkan secara terpadu untuk saling mengisi dan saling melengkapi
 Konfergensi
Penggabungan berbagai tipe media – teks, foto, grafik, suara, video, dan animasi – kedalam satu buah media tertentu.
 Interaktif
Adanya komunikasi dua arah antara media dengan pengguna dalam bentuk stimulus dan response

MULTIMEDIA INTERAKTIF
Model pembelajaran multimedia interaktif (MMI) diartikan sebagai:
suatu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar (Muhammad ; Setiawan dalam Samsudin, 2008).

MULTIMEDIA INTERAKTIF :Teks, Gambar, Grafik, Animasi, Audio, dan Video (audio visual)
Manfaat :
• Meningkatkan motivasi belajar siswa
• Meningkatkan hasil belajar siswa
• Mereduksi miskonsepsi siswa
• Mengembangkan kompetensi guru

MULTIMEDIA INTERAKTIF
Lee, Nicoll, dan Brooks (2005) dalam penelitiannya tentang ”Perbandingan Pembelajaran Berbasis Web secara Inkuiri dan Contoh Kerja dengan Menggunakan Physlets” menemukan bahwa:
”siswa merasa tertolong dengan penggunaan model pembelajaran (multimedia interaktif) MMI jenis Physlets, dalam hal memvisualisasikan konsep-konsep yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret”
Kartini (2006) bahwa model pembelajaran interaktif berbasis komputer dapat:
”meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan proses sains siswa SMP”
Hendrawan dan Yudhoatmojo (2001) dalam penelitiannya tentang ”Efektivitas dari Lingkungan Pembelajaran Maya Berbasis Web (Jaringan)” mengatakan bahwa: ”lingkungan pembelajaran yang bermedia teknologi (model pembelajaran MMI) dapat meningkatkan nilai para siswa (konsep), sikap mereka terhadap belajar, dan evaluasi dari pengalaman belajar mereka”
Eni Nuraeni (2006) dari penelitian yang dilakukannya menyimpulkan bahwa: ”multimedia yang digunakan untuk media pembelajaran dapat meningkatkan penguasaan konsep mahasiswa dengan taraf kepercayaan 95%”
Model Multimedia Interaktif
• Model Drill
• Model Tutorial
• Model Simulasi
• Model Eksperimen (virtual lab)
• Model Games

MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN
• Guru bisa mengadopsi
• Guru bisa mengembangkan
• Guru bisa membuat sendiri
• Guru bisa menerapkan di kelas
Contoh Mengadopsi dan mengembangkan
• Menggunakan internet
• Menggunakan cd pembelajaran
Cara Pemanfaatan Internet untuk Media Pembelajaran
• Menjadikan internet sebagai sumber referensi materi pelajaran
• Memanfaatkan blog yang dikelola guru (pengajar)
• Tiap peserta didik dan guru mengelola blog masing-masing
• Menggunakan sarana jejaring sosial (facebook atau twitter)
• Menggunakan Learning Management System (LMS)
Harry B.Santoso (2009)
Tantangan Multimedia Interaktif
• Butuh peralatan (komputer, LCD, dan audio system)
• Butuh keahlian khusus (produksi dan operasi)
• Sumber listrik harus tersedia

Jumat, 16 Juli 2010

Pengembangan Kurikulum

TELAAH KURIKULUM TAHUN 1994 DAN 2006.

1. PENDAHULUAN
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, yaitu mengkombinasikan antara pendekatan proses yang terdapat dalam kedua jenis kurikulum tersebut, (Mudjito).
Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Alhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambah sejumlah materi.
Sedangkan kurikulum 2006 dimulai awal tahun 2006 dengan ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan kerangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan suverisi pemerintah Kabupaten/Kota. (TIAR).
Jadi pada prinsifnya, dari awal sampai sekarang kurikulum itu tidak total berubah, tetapi sedikit demi sedikit mengalami proses penyempurnaan. Tetapi dengan proses penyempurnaan itu tentunya ada karakteristik tertentu yang bisa kita amati yang membedakan kurikulum tiap angkatan tersebut.
Itulah sekilas tentang kurikulum 1994 dan kurikulum 2006. Berikutnya akan ditelaah bagaimana perbedaan kedua kurikulum tersebut dilihat dari karakteristik masing-masing. Paling tidak dalam hal ini akan ditelaah bagaimana landasan, tujuan , ruang lingkup materi, dan evaluasinya.
2.PEMBAHASAN
2.1. Kurikulum 1994
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK (lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar.
Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut.
1. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan
2. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)
3. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
4. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.
5. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
6. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek.
7. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut :
1. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran
2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu :
1. Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
2. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
3. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana termasuk buku pelajaran.
5. Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.
Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap, yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.

2.2 Kurikulum 2006
Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1)standar isi, (2)standar proses, (3)standar kompetensi lulusan, (4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)standar sarana dan prasarana, (6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan (7)standar penilaian pendidikan.
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.
Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan kurikulum berbasis kompetensi sebelumnya (versi 2002 dan 2004), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang telah ditetapkan, mulai dari tujuan, visi – misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan, hingga pengembangan silabusnya.

3. KESIMPULAN
Perbedaan dan Kesamaan Kurikulum Tahun 1994 dengan Kurikulum Tahun 2006
Perbedaan dan Kesamaan Secara Umum:

Aspek Kurikulum 1994 Kurikulum 2006
Landasan - Pancasila dan UUD 1945
- Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. - Pancasila dan UUD 1945
- Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa SNP terdiri atas standar isi, proses, kompetensi kelulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaandan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana.
- Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang NSP
- Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
- Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
- Permendiknas No. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas no 22 dan 23
Pengembangan Kurikulum - Tingkat Nasional
Pada tingkat nasional,pengembangan ebagai pedoman kurikulum selanjutnya mencakup penyesuaian isi , bahan pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar, dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian nya dengan ingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kesenian sesuai dengan jenjang dan satuan pendidikan dasar
- Tingkat daerah
Perkembangan kurikulum mencakup:
• Penjabaran lebih lanjut pokok bahasan dan atau bahan pelajaran kurikulum nasional, misalnya : Bahasa Indonesia, IPS dan IPA
• Penjabaran lebih lanjut maupun penambahan bahan pelajaran atau pokok bahasan dari kurikulum nasional, misalnya: Mata pelajaran Kerajinan tangan dan kesenian serta pendidikan jasmani dan kesehatan
• Penyusunan dan Pengembangan kurikulum dan GPPP muatan lokal disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan yang bersangkutan, misal : mata pelajaran Bahasa Daerah dan Bahasa Inggris di SD - Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
- Beragam dan terpadu
- Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
- Relevan dengan kebutuhan kahidupan
- Menyeluruh dan berkesinambungan
- Belajar sepanjang Hayat
- Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Struktur kurikulum a. Kurikukulum SLTP memuat
Program Kurikuler
Mata Pelajaran Kelas dan
Alokasi Waktu
I II III
1. Pend Pancasila dan kewarganegaraan 2 2 2
2. Pendidikan Agama 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 6 6 6
5. IPA 6 6 6
6. IPS 6 6 6
7. Kertangkes 2 2 2
8. Penjaskes 2 2 2
9. Bahasa Inggris 4 4 4
10. Muatan Lokal (sejumlah Mapel) 6 6 6
jumlah 42 42 42

Program Ekstra Kurikuler






b. Alokasi Waktu : 45 menit
c. Jumlah jam pembelajaran tatap muka perminggu 42 jam pembelajaran
a. Kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri
Komponen Kelas dan
Alokasi Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. IPA 4 4 4
7. IPS 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2
10. Keterampilan/ Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)
Jumlah 32 32 32

b. Alokasi Waktu : 40 menit
c. Jumlah jam pembelajaran tatap muka perminggu 32 - 36 jam pembelajaran

Waktu Belajar Sistem Catur Wulan Sistem Semester
Perencanaan KBM - Kalender Pendidikan
- Analisis Materi Pelajaran
- GBPP
- Program Tahunan
- Program Semester
- Satuan Pelajaran
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran - Kalender Pendidikan
- Analisis SK, KD
- Silabus
- Program Tahunan
- Program Semester
- Penentuan Kriterian Ketuntasan Minimal
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tujuan - Tujuan Pendidikan Nasional
- Tujuan Perjenjang Dijabarkan dalam GBPP - Tujuan Pendidikan Nasional
- Tujuan Perjenjang ada dalam Standar Isi






4. LAMPIRAN
Resume hasil Tanya Jawab dalam Diskusi
1. Pertanyaan dari Pa Dadan :
Apa yang menjadi kekuatan kurikulum 1994 sehingga bertahan sampai 2004
( selama 10 tahun), sedangkan kurikulum 2004 hanya sampai 2006 (selama 2 tahun) ?
Bahas :
Kurikulum tahun 1994 bertahan selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu sampai tahun 2004, hal ini seiring dengan kebijakan pemerintah, yang pada saat itu pemerintahan masih dipegang oleh pemerintahan orde baru. Kemudian kurikulum 1994 ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1984, sehingga apa yang menjadi kekurangan dari kurikulum sebelumnya disempurnakan pada kurikulum 1994. Hal ini yang menjadikan kekuatan bagi kurikulum 1994 untuk bertahan cukup lama, sedangkan untuk kurikulum 2004 hanya dua tahun saja, hal ini disebabkan karena kurikulum 2004 yang kita kenal sebagai kurikulum KBK ini merupakan pilot project, sebenarrnya belum sah menjadi kurikulum. Dalam arti KBK ini masih dalam tataran percobaan. Hanya beberapa daerah saja yang menjadi proyek percobaan pelaksanaan kurikulum KBK, tidak menyeluruh untuk semua daerah yang ada di Indonesia. Kalaupun pelaksanaannya cukup meluas itu dikarenakan adanya sosialisasi selama proses uji coba itu berlangsung. KBK diujicobakan di beberapa daerah ini sebenarnya pada akhirnya merupakan bahan kajian atau cikal bakal untuk penyusunan kurikulum berbasis kompetensi yang disyahkan pada tahun 2006 yang dikenal dengan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2. Pertanyaan dari Bu Ida
a. Bagaimana realisasi pelaksanaan empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dalam kurikulum 1994 dan kurikulum 2006 ?
b. Bagaimana alat ukur/ evaluasi untuk mata pelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 1994 dan kurikulum 2006 ?
c. Apakah Mulok baik dalam kurikulum 1994 ataupun kurikulum 2006 termasuk ke dalam mata pelajaran ? Bagaimana SKL nya ?
Bahas :
a. Empat keterampilan berbahasa dalam kurikulum 1994, diajarkan secara terpadu hanya saja penekannya masih pada sudut pandang kebahasaannya,atau pada materi tentang kebahasaannya, ajarkan ilmu bahasanya bukan tentang berbahasanya. Jadi pada kurikulum 1994 porsi keterampilan berkomunikasi yang diharapkan dikuasai oleh siswa lebih sedikit dibanding dengan porsi tentang ilmu kebahasaannya. Sedangkan pada kurikulum 2006 benar-benar yang disampaikan kepada siswa adalah ketelampilan berbahasanya sehingga penekanannya terletak pada kemampuan berkomunikasi siswa. Jadi ilmu kebahasaannya dimasukkan ketika empat keterampilan berbahasa tersebut diajarkan sebagai wahana untuk melatih kemampuan berkomunikasi siswa baik secara lisan maupun tulisan.
b. Alat ukur evaluasi untuk pelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 1994 diukur melalu Evaluasi belajar tahan Akhir Nasional atau yang dikenal dengan EBTANAS, yang hasil evaluasinya tidak menentukan kriteria kelulusan siswa pada satuan pendidikan tertentu, dengan kata lain berapapun nilai EBTANAS bahasa indonesia pada saat itu tidak menjadi faktor penentu kelulusan siswa, kelulusan siswa ditentukan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan. Sedangkan untuk kurikulum 2006 alat ukur evaluasi nya dengan proses Ujian Akhir Nasional atau yang dikenal dengan istilah UAN. Dengan UAN ini nilai Bahasa Indonesia menjadi faktor penentu kelulusan siswa, jadi ada nilai minimal yang harus dicapai oleh siswa dalam UAN yang menjadi syarat siswa tersebut lulus atau tidak. Disitulah letak perbedaan alat ukur evaluasi untuk pelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum 1994 melalui EBTANAS dan dalam kurikulum 2006 melalui UAN.
c. Mulok dalam kurikulum 1994 atau pun kurikulum 2006, kedua-duanya termasuk kedalam mata pelajaran. Dalam hal ini secara struktur baik dalam kurikulum 1994 ataupun 2006 mulok adalah mata pelajaran. Dalam hal ini ada mulok wajib dan ada mulok pilihan. Karenya di setiap sekolah boleh memilih mulok apa yang sesuai dengan situasi lingkungan daerah setempat dan sesuai dengan visi dan misi sekolah yang bersangkutan. Landasan hukumnya mengenai kebijakan ini adalah adanya Kurikulum nasional dan adanya kurikulum lokal atau daerah. Dengan kurikulum lokal inilah daerah mempunyai kebijakan yang seluas-luasnya untuk menentukan mata pelajaran mulok apa yang dianggap sesuai untuk sekolah tertentu.
Bagaimana Standar Kelulusannya ? Untuk mulok ini karena landasan hukumnya adalah kurilulum lokal, maka daerah mempunyai kewenangan untuk menentukan standar kelulusannya sendiri. Tentunya ini dirancang dan didesain oleh daerah dengan melibatkan pakar kurikulum di tingkat daerah.













DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. StandarIsi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Cipto, S. A. http://kesadaransejarah.blogspot.com ,http://www.e-smartschool.com, http://alumni-xaverius.zai.web.id)
Muhaimin, dkk. 2004. Model Pengembangan kurikulum KTSP pada Sekolah dan Madrasah. Bandung: Rosdakarya
Mulyasa. 1994. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Rabu, 14 Juli 2010

Karakter Juz 25

Karakter Dasar manusia Juz 25


Juz 25, dalam abjad hijaiyyah dilambangkan dengan huruf Nun. Menariknya, hampir setiap ayat dalam Al Quran terdapat Nun mati, baik asli maupun nisbi. Yang dimaksud asli jika benar-benar terdapat huruf Nun disukun. Sedangkan Nun mati nisby adalah huruf-huruf hijaiyyah yang ditanwin sehingga ketika dibunyikan atau dilafalkan terkandung huruf nun mati misalnya ban, bin, bun.
Wajarlah, dalam ilmu tajwid, hukum bacaan yang menempati pembahasan yang pertama adalah hukum nun mati dan tanwin karena banyaknya kasus bacaan tersebut pada ayat Al Quran dan merupakan dasar atau titik tolak pengembangan hukum bacaan yang lain. Maknanya, orang yang membawa karakter juz 25, dibekali kelebihan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara cepat. Ia dapat bergaul dengan siapapun dan dimanapun tanpa melihat Ras dan status sosial.
Dengan mudah, ia bisa menyembunyikan identitas bahkan mematikan rasa keakuan terhadap dirinya bak bunglon, sehingga ia tidak mengalami hambatan yang berarti untuk mulai berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan barunya. Selain itu, dalam arti ‘ain, ‘ain ke-25 (nun) memiliki arti lingkungan. Negatifnya, bila seorang juz 25 sudah “mematikan” diri dan lingkungannya, ia akan menjadi seorang yang sangat pasif dan malas untuk melakukan sesuatu perubahan. Ia merasa cukup dengan apa yang dimilikinya sekarang.
Selanjutnya, kita membahas tentang surah-surah yang terdapat pada juz 25. Terdapat 5 surah yang mengisi juz 25. Juz 25 diawali surah QS. Fusshilat (41): 47-54. Surah Fusshilat merupakan bentuk mabni majhul (pasif) dari kata Fasshala-yufasshilu-tafshiilan yang berbentuk mabni ma’lum (aktif), berarti memerinci atau menjelaskan secara detail. Kemudian kata Fasshala (bentuk madhi atau lampau) dirubah bentuk pasif menjadi fusshila. Karena menyesuaikan Naibul Fa’il (pengganti subjek) yaitu kata ayaatuhu dalam QS. Fusshilat (41) : 3, maka fusshila menjadi fusshilat karena kata ayaatuhu berbentuk jama’ muannast (plural feminin).
Oleh karena itu, surah Fusshila tidak bisa menerima kata sandang (huruf alif dan lam atau Al) di depannya karena fusshilat adalah kata kerja dan bukan kata benda, tidak seperti nama-nama surah Al Quran yang lain dimana selalu diawali dengan huruf Al, seperti Al Kautsar, Al Kafiruun dan lain-lain.
Sesuai dengan makna surah Fusshilat, orang yang membawa karakter juz 25 tidak mudah menerima sesuatu atau pendapat dari orang lain. Pengaruh huruf yang menjadi awal juz yaitu Alif (otak), membuat ia lebih memakai pendekatan logika dalam memahami sesuatu. Namun yang harus disadari olehnya, bahwa tidak semua bisa dipahami dengan memakai pendekatan akal.
Pengaruh huruf ini juga yang membuat orang juz 25 terkadang muncul “keakuannya” atau egois. Pendapat atau opininya harus bisa diterima oleh orang lain.
Masih dari pengaruh surah fusshilat, orang yang berjuz 25 terkesan ngeyel. Hal ini bisa dimaklumi, karena dalam menerima. informasi atau akan melakukan sesuatu, semuanya harus jelas dan detail terlebih dahulu. Jangan heran, jika ia bersikap proaktif atau sebaliknya tidak merespon karena menurutnya sesuatu yang disampaikan tidak jelas. Total ayat Fusshilat yang ada di juz 25 yaitu 8 ayat. Lalu angka 8 kita subtitusikan kedalam urutan surah Al Quran, maka kita akan mendapatkan surah Al Anfal yang berarti rampasan perang.
Surah inilah yang membuat orang yang berjuz 25 pantang menyerah dalam mempertahankan penda-patnya. Boleh dibilang, rasa keingintahuan-nya besar, sehingga ia akan mengejar siapapun dan dimanapun berada yang sekiranya dapat memberikan informasi kepadanya secara detail. Sebenarnya, orang yang berjuz 25 tipe orang yang kompromitif. Menurutnya segala sesuatu bisa dibicarakan dan diselesaikan dengan jalan musyawarah. Dengan kata lain, ia piawai dalam hal bernegosiasi. Tak lain, karena surah As Syuura (42) secara penuh berada pada juz 25.
Ayat surah As Syuura berjumlah 53 ayat, dimulai dari ayat 1 sampai 53. Kemudian 53 kita konversikan ke urutan surah Al Quran, yaitu surah An Najm yang artinya bintang. Kita tahu, Bintang adalah benda langit yang selalu identik dengan “kecil”nya, karena ia terletak jauh nun disana, sekalipun aslinya sangat besar. Dari hal itu, kadang kala orang menganggap remeh. Padahal disitulah ia berstrategi untuk melihatkan bahwa ia memiliki kemampuan besar dalam dirinya.
Surah berikutnya Az Zukhruf (43) yang berarti barang perhiasan (mewah). Surah ini juga merupakan sebuah indikasi bahwa orang yang membawa karakter juz 25 menyukai segala sesuatu yang gemerlap atau mewah. Bahkan, untuk urusan yang satu ini, ia bisa merelakan sesuatu yang bersifat primer untuk mendapatkan sesuatu yang lain yang bersifat sekunder dan tersier. Ada semacam kekuatan atau daya tarik dalam dirinya sehingga jika melihat sesuatu yang dianggapnya berharga, ia terpikat untuk memilikinya. Jika sesuatu itu ada di tangan orang lain, maka ia pun akan berusaha memiliki yang sama.
Di sisi lain, barang perhiasan merupakan bentuk karya seni. Artinya darah seni mengalir dalam dirinya. Ia menyukai semua yang indah dan mengandung unsur estetika. Unsur seni yang ada dalam dirinya dapat ia wujudkan dan salurkan dalam membuat berbagai karya seni. Dengan ungkapan lain, jika unsur seni (pengaruh dari Az Zukhruf) dalam dirinya menonjol, apa yang ia ucapkan dan perbuat tersirat banyak unsur seni yang tampak indah di mata orang lain.
Surah Az Zukhruf juga merupakan surah penuh di juz 25, yaitu dari ayat 1 sampai 89, jadi total 89 ayat. Surah ke 89 adalah Al Fajr yang berarti fajar. Sayangnya, begitu orang yang berjuz 25 memiliki sesuatu yang berharga yang mungkin didapatkannya dengan susah payah, ia begitu mudah bosan untuk berniat memiliki sesuatu yang mungkin lebih bagus dan baru.
Setelah surah Az Zukhruf, selanjutnya surah Ad Dukhan (44) yang berarti kabut. Kabut mempunyai sifat mengaburkan atau menghalangi penglihatan terhadap suatu objek tertentu. Hubungannya dengan karakter juz 25, ia kerap mengalami semacam kegamangan dalam dirinya, ibarat perahu yang terombang-ambingkan oleh ombak sehingga berjalan tak tentu arah.
Dalam kondisi ini, secara psikologis, ia rentan terkena depresi kejiwaan. Oleh karena itu, ia harus mempunyai pegangan yang salah satunya bisa berupa target tertentu. Setidaknya, ia harus mempunyai perencanaan ke depan apa yang seharusnya ia lakukan. Jika surah Ad Dukhan menonjol pada dirinya, ia bisa menjadi seorang yang penurut dan mengikuti apapun kata orang yang dianggapnya lebih tinggi kapasitasnya dari dirinya.
Hal itu bukan tanpa alasan, karena di juz 25 terdapat surah Al Jatsiyah (45), yang artinya orang yang bertekuk lutut. Al Jatsiyah juga merupakan surah penuh dan tidak terpisah oleh juz setelahnya. Jumlah ayat Al Jatsiyah yaitu 89, dari ayat 1 sampai 37. Surah ke 37 adalah As Shaaffat yang berarti malaikat yang bershaf-shaf. Ia tipe orang yang taat pada aturan seperti halnya malaikat yang selalu patuh kepada Allah swt terhadap titah apapun yang diembankan kepada mereka.
Unsur As Shaffat dalam diri seorang yang berjuz 25 juga mempengaruhinya dalam berpikir dan berbuat. Dalam berpikir, ia bisa sistematis dan runtut, begitu pula dalam melakukan sesuatu serba teratur. la memang berbakat untuk menangani sesuatu yang berhubungan dengan administrasi.
Berdasarkan Tanda ‘Ain
‘Ain 1
Angkanya adalah 1 (otak), 10 (pencernaan), 6 (sendi, hukum). Dari kombinasi ketiga angka tersebut, orang yang membawa karakter juz 25 mempunyai daya nalar dan cerna yang baik. Ia mempunyai cara berpikir sendiri yang tak jarang berbeda dengan orang lain. Ia juga selalu memikirkan dengan baik apa yang akan dilakukannya, namun terkadang terlalu banyak berpikir sehingga lambat dalam memutuskan sesuatu. Hal ini bisa dimaklumi, karena ‘Ain 1 masih bertalian dengan ‘Ain 21 yang berarti pemikiran ulang.
‘Ain 2
Angkanya adalah 2 (mata, pengamatan), 9 (hati), 1 (otak). Perpaduan ketiga angka tersebut membuat orang yang berjuz 25 mempunyai daya analisis yang tajam. Dari hubungan ‘Ain 2 dengan ‘Ain 22 terkadang membuat ia malas berpikir tentang sesuatu jika menurutnya tidak menarik atau bisa memberikan benefit (masukan) positif untuknya.
‘Ain 3
Angkanya adalah 3 (THT), 10 (perut), 2 (mata). Meleburnya ‘Ain 3 dan 2 merupakan sesuatu yang jarang terjadi pada juz yang lain. Orang yang berjuz 25 dapat menyampaikan dengan baik apa yang ada dipikirannya. Yang banyak terjadi justru sebaliknya.
Ia juga mempunyai sisi humanisme atau kemanusian yang tinggi. Artinya kepedulian terhadap lingkungannya menonjol pada dirinya. Dorongan untuk merubah sesuatu yang menurutnya tidak selayaknya terjadi pada lingkungannya begitu kuat. Jika ‘Ain ini tidak dominan, maka yang terjadi adalah sebaliknya, ia akan bicara seenak perutnya dan tidak peduli apakah menyinggung perasaan orang yang diajak bicara.
‘Ain 4
Angkanya adalah 4 (tulang, rangka), 10 (perut, pencernaan), 3 (THT). Dari perkawinan ketiga angka tersebut semakin jelas bahwa orang yang berjuz 25 dapat mengungkapkan sesuatu secara sistematis. Ia juga terbiasa melakukan sesuatu dengan menggunakan sebuah perencanaan.
Dalam mengungkapkan sesuatu pun, ia tidak pernah terlepas dari kaitan dengan permasalahan yang lain. Artinya, sulit baginya untuk membicarakan sesuatu tanpa terkait dengan masalah yang lain. Bisa dikatakan pembicaraannya akan melebar, karena ‘Ain 4 berhubungan dengan ‘Ain 24.
‘Ain 5
Angkanya adalah 5 (tangan), 14 (rencana, langkah awal), 4 (tulang). Dari unifikasi tiga angka tersebut semakin jelas bahwa orang yang berjuz 25 tidak bisa melakukan sesuatu secara serampangan.
Secara naluriah, ia juga “tersentuh” untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk lingkungannya. Namun, jika ‘Ain ini tidak dominan, ia akan berbalik menjadi orang yang pasif. Bisa dikatakan, ia cuek atau tidak peduli dengan lingkungannya dan cenderung bersikap individualis. Hal ini bisa ditengarahi sebab ‘Ain 25 yang berarti lingkungan bertemu dengan ‘Ain 5 dalam putaran ‘Ain.
Berdasarkan Halaman Taktis
Taktis, dapat dipahami dengan menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 1 sampai 6 yaitu berjumlah 64 ayat. Selanjutnya angka 64 dikonversi kedalam urutan surah Al Quran. Surah ke 64 At Taghabun yang berarti hari ditampakkan kesalahan-kesalahan. Orang yang membawa karakter juz 25 pandai berkelit jika membuat kesalahan dan cenderung menghindar untuk menutupi kesalahan yang telah ia perbuat. Nah, cara menghadapinya, kita harus membawa bukti kalau ia telah membuat kesalahan agar ia tidak berkutik.
Negatif/positif
Negatif/positif, bisa ditengarahi dari menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 7 sampai 13 yaitu berjumlah 29 yang merujuk surah Al-Ankabut yang berarti laba-laba. Maknanya, orang yang berjuz 25 mempunyai keahlian dalam hal bernegosiasi. Wajar, jika akhirnya ia mempunyai banyak relasi atau jaringan.
Negatifnya, dalam hal merawat jaringan, ia tidak sepandai ketika menjalin atau membuatnya. Ia malas dan cenderung menunggu kesempatan baik yang suatu saat bisa datang menghampirinya dan meninggalkannya.
Jalan Keluar
Jalan Keluar, bisa diketahui dengan menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 14 sampai 15 yang berjumlah 28. Surah ke 28 Al Qashsas yang berarti cerita-cerita. Seperti telah dijelaskan di atas, orang yang berjuz 25 pandai berkelit ketika ia membuat kesalahan. Begitu pula jika sebuah pekerjaan tidak menarik minatnya atau tidak jelas baginya maka ia akan lebih banyak bicara dari pada bekerja.
Dasar
Dasar, merupakan jumlah ayat yang terdapat pada halaman 16 yaitu 14 ayat. Surah ke 14 Ibrahim. Dalam metode struktur Al Quran, Ibrahim disimbolkan sebagai gunung berapi. Maknanya, orang yang berjuz 25 emosional dan mudah terpancing suasana. Ketika emosinya sudah terpancing, maka bicaranya akan meledak-ledak tak ubahnya gunung berapi yang meletus.
Selain itu, Ibrahim juga simbol dari keteguhan memegang pendapat dan sikap. Selam pendapat yang ia pegang benar tidak masalah. Namun, jika tidak benar, maka akan menjadi boomerang baginya.
Kelemahan Fisik
Kelemahan fisik orang yang membawa karakter juz 25 terletak pada organ mata, tangan dan paru-paru atau system respirasi (pernafasan). Selain itu, organ lain yang rentan terkena gangguan kesehatan adalah tulang atau rangka.
Osteoporosis merupakan penyakit yang harus ia waspadai. THT juga organ yang rentan terkena gangguan penyakit sehingga sakit gigi, gangguan pendengaran, sakit tenggorokan, panas dalam seperti teman yang setiap saat bisa datang menghampirinya.
Kekurangan
Egois, Pandai berkelit dari kesalahan, individualis, emosional dan mudah terpancing suasana, menyukai sesuatu yang glamour atau wah,
Kelebihan
Tidak mudah percaya omongan orang, Kepedulian sosial tinggi dan selalu ingin berbuat yang positif untuk lingkungannya, analisis lumayan tajam, dialogis dan komunikatif, penurut dan tact aturan.
sumber : Khalifah Edisi 29/Tahun II/2006
DIarsipkan di bawah: Agama, Fiqih Muslimah, Mu'amalah, islam | Ditandai: Agama, Budaya, islam, palestina, sejarah, Semesta, spiritual