Jumat, 16 Juli 2010

Pengembangan Kurikulum

TELAAH KURIKULUM TAHUN 1994 DAN 2006.

1. PENDAHULUAN
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, yaitu mengkombinasikan antara pendekatan proses yang terdapat dalam kedua jenis kurikulum tersebut, (Mudjito).
Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Alhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambah sejumlah materi.
Sedangkan kurikulum 2006 dimulai awal tahun 2006 dengan ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan kerangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan suverisi pemerintah Kabupaten/Kota. (TIAR).
Jadi pada prinsifnya, dari awal sampai sekarang kurikulum itu tidak total berubah, tetapi sedikit demi sedikit mengalami proses penyempurnaan. Tetapi dengan proses penyempurnaan itu tentunya ada karakteristik tertentu yang bisa kita amati yang membedakan kurikulum tiap angkatan tersebut.
Itulah sekilas tentang kurikulum 1994 dan kurikulum 2006. Berikutnya akan ditelaah bagaimana perbedaan kedua kurikulum tersebut dilihat dari karakteristik masing-masing. Paling tidak dalam hal ini akan ditelaah bagaimana landasan, tujuan , ruang lingkup materi, dan evaluasinya.
2.PEMBAHASAN
2.1. Kurikulum 1994
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK (lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar.
Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut.
1. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan
2. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)
3. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
4. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.
5. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
6. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek.
7. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut :
1. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran
2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Permasalahan di atas terasa saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu :
1. Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
2. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
3. Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana/prasarana termasuk buku pelajaran.
5. Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.
Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap, yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.

2.2 Kurikulum 2006
Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1)standar isi, (2)standar proses, (3)standar kompetensi lulusan, (4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)standar sarana dan prasarana, (6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan (7)standar penilaian pendidikan.
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.
Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan kurikulum berbasis kompetensi sebelumnya (versi 2002 dan 2004), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang telah ditetapkan, mulai dari tujuan, visi – misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan, hingga pengembangan silabusnya.

3. KESIMPULAN
Perbedaan dan Kesamaan Kurikulum Tahun 1994 dengan Kurikulum Tahun 2006
Perbedaan dan Kesamaan Secara Umum:

Aspek Kurikulum 1994 Kurikulum 2006
Landasan - Pancasila dan UUD 1945
- Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. - Pancasila dan UUD 1945
- Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa SNP terdiri atas standar isi, proses, kompetensi kelulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaandan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana.
- Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang NSP
- Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
- Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
- Permendiknas No. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas no 22 dan 23
Pengembangan Kurikulum - Tingkat Nasional
Pada tingkat nasional,pengembangan ebagai pedoman kurikulum selanjutnya mencakup penyesuaian isi , bahan pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar, dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian nya dengan ingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kesenian sesuai dengan jenjang dan satuan pendidikan dasar
- Tingkat daerah
Perkembangan kurikulum mencakup:
• Penjabaran lebih lanjut pokok bahasan dan atau bahan pelajaran kurikulum nasional, misalnya : Bahasa Indonesia, IPS dan IPA
• Penjabaran lebih lanjut maupun penambahan bahan pelajaran atau pokok bahasan dari kurikulum nasional, misalnya: Mata pelajaran Kerajinan tangan dan kesenian serta pendidikan jasmani dan kesehatan
• Penyusunan dan Pengembangan kurikulum dan GPPP muatan lokal disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan yang bersangkutan, misal : mata pelajaran Bahasa Daerah dan Bahasa Inggris di SD - Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
- Beragam dan terpadu
- Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
- Relevan dengan kebutuhan kahidupan
- Menyeluruh dan berkesinambungan
- Belajar sepanjang Hayat
- Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Struktur kurikulum a. Kurikukulum SLTP memuat
Program Kurikuler
Mata Pelajaran Kelas dan
Alokasi Waktu
I II III
1. Pend Pancasila dan kewarganegaraan 2 2 2
2. Pendidikan Agama 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 6 6 6
5. IPA 6 6 6
6. IPS 6 6 6
7. Kertangkes 2 2 2
8. Penjaskes 2 2 2
9. Bahasa Inggris 4 4 4
10. Muatan Lokal (sejumlah Mapel) 6 6 6
jumlah 42 42 42

Program Ekstra Kurikuler






b. Alokasi Waktu : 45 menit
c. Jumlah jam pembelajaran tatap muka perminggu 42 jam pembelajaran
a. Kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri
Komponen Kelas dan
Alokasi Waktu
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. IPA 4 4 4
7. IPS 4 4 4
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2
10. Keterampilan/ Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)
Jumlah 32 32 32

b. Alokasi Waktu : 40 menit
c. Jumlah jam pembelajaran tatap muka perminggu 32 - 36 jam pembelajaran

Waktu Belajar Sistem Catur Wulan Sistem Semester
Perencanaan KBM - Kalender Pendidikan
- Analisis Materi Pelajaran
- GBPP
- Program Tahunan
- Program Semester
- Satuan Pelajaran
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran - Kalender Pendidikan
- Analisis SK, KD
- Silabus
- Program Tahunan
- Program Semester
- Penentuan Kriterian Ketuntasan Minimal
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tujuan - Tujuan Pendidikan Nasional
- Tujuan Perjenjang Dijabarkan dalam GBPP - Tujuan Pendidikan Nasional
- Tujuan Perjenjang ada dalam Standar Isi






4. LAMPIRAN
Resume hasil Tanya Jawab dalam Diskusi
1. Pertanyaan dari Pa Dadan :
Apa yang menjadi kekuatan kurikulum 1994 sehingga bertahan sampai 2004
( selama 10 tahun), sedangkan kurikulum 2004 hanya sampai 2006 (selama 2 tahun) ?
Bahas :
Kurikulum tahun 1994 bertahan selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu sampai tahun 2004, hal ini seiring dengan kebijakan pemerintah, yang pada saat itu pemerintahan masih dipegang oleh pemerintahan orde baru. Kemudian kurikulum 1994 ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1984, sehingga apa yang menjadi kekurangan dari kurikulum sebelumnya disempurnakan pada kurikulum 1994. Hal ini yang menjadikan kekuatan bagi kurikulum 1994 untuk bertahan cukup lama, sedangkan untuk kurikulum 2004 hanya dua tahun saja, hal ini disebabkan karena kurikulum 2004 yang kita kenal sebagai kurikulum KBK ini merupakan pilot project, sebenarrnya belum sah menjadi kurikulum. Dalam arti KBK ini masih dalam tataran percobaan. Hanya beberapa daerah saja yang menjadi proyek percobaan pelaksanaan kurikulum KBK, tidak menyeluruh untuk semua daerah yang ada di Indonesia. Kalaupun pelaksanaannya cukup meluas itu dikarenakan adanya sosialisasi selama proses uji coba itu berlangsung. KBK diujicobakan di beberapa daerah ini sebenarnya pada akhirnya merupakan bahan kajian atau cikal bakal untuk penyusunan kurikulum berbasis kompetensi yang disyahkan pada tahun 2006 yang dikenal dengan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2. Pertanyaan dari Bu Ida
a. Bagaimana realisasi pelaksanaan empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dalam kurikulum 1994 dan kurikulum 2006 ?
b. Bagaimana alat ukur/ evaluasi untuk mata pelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 1994 dan kurikulum 2006 ?
c. Apakah Mulok baik dalam kurikulum 1994 ataupun kurikulum 2006 termasuk ke dalam mata pelajaran ? Bagaimana SKL nya ?
Bahas :
a. Empat keterampilan berbahasa dalam kurikulum 1994, diajarkan secara terpadu hanya saja penekannya masih pada sudut pandang kebahasaannya,atau pada materi tentang kebahasaannya, ajarkan ilmu bahasanya bukan tentang berbahasanya. Jadi pada kurikulum 1994 porsi keterampilan berkomunikasi yang diharapkan dikuasai oleh siswa lebih sedikit dibanding dengan porsi tentang ilmu kebahasaannya. Sedangkan pada kurikulum 2006 benar-benar yang disampaikan kepada siswa adalah ketelampilan berbahasanya sehingga penekanannya terletak pada kemampuan berkomunikasi siswa. Jadi ilmu kebahasaannya dimasukkan ketika empat keterampilan berbahasa tersebut diajarkan sebagai wahana untuk melatih kemampuan berkomunikasi siswa baik secara lisan maupun tulisan.
b. Alat ukur evaluasi untuk pelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 1994 diukur melalu Evaluasi belajar tahan Akhir Nasional atau yang dikenal dengan EBTANAS, yang hasil evaluasinya tidak menentukan kriteria kelulusan siswa pada satuan pendidikan tertentu, dengan kata lain berapapun nilai EBTANAS bahasa indonesia pada saat itu tidak menjadi faktor penentu kelulusan siswa, kelulusan siswa ditentukan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan. Sedangkan untuk kurikulum 2006 alat ukur evaluasi nya dengan proses Ujian Akhir Nasional atau yang dikenal dengan istilah UAN. Dengan UAN ini nilai Bahasa Indonesia menjadi faktor penentu kelulusan siswa, jadi ada nilai minimal yang harus dicapai oleh siswa dalam UAN yang menjadi syarat siswa tersebut lulus atau tidak. Disitulah letak perbedaan alat ukur evaluasi untuk pelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum 1994 melalui EBTANAS dan dalam kurikulum 2006 melalui UAN.
c. Mulok dalam kurikulum 1994 atau pun kurikulum 2006, kedua-duanya termasuk kedalam mata pelajaran. Dalam hal ini secara struktur baik dalam kurikulum 1994 ataupun 2006 mulok adalah mata pelajaran. Dalam hal ini ada mulok wajib dan ada mulok pilihan. Karenya di setiap sekolah boleh memilih mulok apa yang sesuai dengan situasi lingkungan daerah setempat dan sesuai dengan visi dan misi sekolah yang bersangkutan. Landasan hukumnya mengenai kebijakan ini adalah adanya Kurikulum nasional dan adanya kurikulum lokal atau daerah. Dengan kurikulum lokal inilah daerah mempunyai kebijakan yang seluas-luasnya untuk menentukan mata pelajaran mulok apa yang dianggap sesuai untuk sekolah tertentu.
Bagaimana Standar Kelulusannya ? Untuk mulok ini karena landasan hukumnya adalah kurilulum lokal, maka daerah mempunyai kewenangan untuk menentukan standar kelulusannya sendiri. Tentunya ini dirancang dan didesain oleh daerah dengan melibatkan pakar kurikulum di tingkat daerah.













DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. StandarIsi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Cipto, S. A. http://kesadaransejarah.blogspot.com ,http://www.e-smartschool.com, http://alumni-xaverius.zai.web.id)
Muhaimin, dkk. 2004. Model Pengembangan kurikulum KTSP pada Sekolah dan Madrasah. Bandung: Rosdakarya
Mulyasa. 1994. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Rabu, 14 Juli 2010

Karakter Juz 25

Karakter Dasar manusia Juz 25


Juz 25, dalam abjad hijaiyyah dilambangkan dengan huruf Nun. Menariknya, hampir setiap ayat dalam Al Quran terdapat Nun mati, baik asli maupun nisbi. Yang dimaksud asli jika benar-benar terdapat huruf Nun disukun. Sedangkan Nun mati nisby adalah huruf-huruf hijaiyyah yang ditanwin sehingga ketika dibunyikan atau dilafalkan terkandung huruf nun mati misalnya ban, bin, bun.
Wajarlah, dalam ilmu tajwid, hukum bacaan yang menempati pembahasan yang pertama adalah hukum nun mati dan tanwin karena banyaknya kasus bacaan tersebut pada ayat Al Quran dan merupakan dasar atau titik tolak pengembangan hukum bacaan yang lain. Maknanya, orang yang membawa karakter juz 25, dibekali kelebihan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara cepat. Ia dapat bergaul dengan siapapun dan dimanapun tanpa melihat Ras dan status sosial.
Dengan mudah, ia bisa menyembunyikan identitas bahkan mematikan rasa keakuan terhadap dirinya bak bunglon, sehingga ia tidak mengalami hambatan yang berarti untuk mulai berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan barunya. Selain itu, dalam arti ‘ain, ‘ain ke-25 (nun) memiliki arti lingkungan. Negatifnya, bila seorang juz 25 sudah “mematikan” diri dan lingkungannya, ia akan menjadi seorang yang sangat pasif dan malas untuk melakukan sesuatu perubahan. Ia merasa cukup dengan apa yang dimilikinya sekarang.
Selanjutnya, kita membahas tentang surah-surah yang terdapat pada juz 25. Terdapat 5 surah yang mengisi juz 25. Juz 25 diawali surah QS. Fusshilat (41): 47-54. Surah Fusshilat merupakan bentuk mabni majhul (pasif) dari kata Fasshala-yufasshilu-tafshiilan yang berbentuk mabni ma’lum (aktif), berarti memerinci atau menjelaskan secara detail. Kemudian kata Fasshala (bentuk madhi atau lampau) dirubah bentuk pasif menjadi fusshila. Karena menyesuaikan Naibul Fa’il (pengganti subjek) yaitu kata ayaatuhu dalam QS. Fusshilat (41) : 3, maka fusshila menjadi fusshilat karena kata ayaatuhu berbentuk jama’ muannast (plural feminin).
Oleh karena itu, surah Fusshila tidak bisa menerima kata sandang (huruf alif dan lam atau Al) di depannya karena fusshilat adalah kata kerja dan bukan kata benda, tidak seperti nama-nama surah Al Quran yang lain dimana selalu diawali dengan huruf Al, seperti Al Kautsar, Al Kafiruun dan lain-lain.
Sesuai dengan makna surah Fusshilat, orang yang membawa karakter juz 25 tidak mudah menerima sesuatu atau pendapat dari orang lain. Pengaruh huruf yang menjadi awal juz yaitu Alif (otak), membuat ia lebih memakai pendekatan logika dalam memahami sesuatu. Namun yang harus disadari olehnya, bahwa tidak semua bisa dipahami dengan memakai pendekatan akal.
Pengaruh huruf ini juga yang membuat orang juz 25 terkadang muncul “keakuannya” atau egois. Pendapat atau opininya harus bisa diterima oleh orang lain.
Masih dari pengaruh surah fusshilat, orang yang berjuz 25 terkesan ngeyel. Hal ini bisa dimaklumi, karena dalam menerima. informasi atau akan melakukan sesuatu, semuanya harus jelas dan detail terlebih dahulu. Jangan heran, jika ia bersikap proaktif atau sebaliknya tidak merespon karena menurutnya sesuatu yang disampaikan tidak jelas. Total ayat Fusshilat yang ada di juz 25 yaitu 8 ayat. Lalu angka 8 kita subtitusikan kedalam urutan surah Al Quran, maka kita akan mendapatkan surah Al Anfal yang berarti rampasan perang.
Surah inilah yang membuat orang yang berjuz 25 pantang menyerah dalam mempertahankan penda-patnya. Boleh dibilang, rasa keingintahuan-nya besar, sehingga ia akan mengejar siapapun dan dimanapun berada yang sekiranya dapat memberikan informasi kepadanya secara detail. Sebenarnya, orang yang berjuz 25 tipe orang yang kompromitif. Menurutnya segala sesuatu bisa dibicarakan dan diselesaikan dengan jalan musyawarah. Dengan kata lain, ia piawai dalam hal bernegosiasi. Tak lain, karena surah As Syuura (42) secara penuh berada pada juz 25.
Ayat surah As Syuura berjumlah 53 ayat, dimulai dari ayat 1 sampai 53. Kemudian 53 kita konversikan ke urutan surah Al Quran, yaitu surah An Najm yang artinya bintang. Kita tahu, Bintang adalah benda langit yang selalu identik dengan “kecil”nya, karena ia terletak jauh nun disana, sekalipun aslinya sangat besar. Dari hal itu, kadang kala orang menganggap remeh. Padahal disitulah ia berstrategi untuk melihatkan bahwa ia memiliki kemampuan besar dalam dirinya.
Surah berikutnya Az Zukhruf (43) yang berarti barang perhiasan (mewah). Surah ini juga merupakan sebuah indikasi bahwa orang yang membawa karakter juz 25 menyukai segala sesuatu yang gemerlap atau mewah. Bahkan, untuk urusan yang satu ini, ia bisa merelakan sesuatu yang bersifat primer untuk mendapatkan sesuatu yang lain yang bersifat sekunder dan tersier. Ada semacam kekuatan atau daya tarik dalam dirinya sehingga jika melihat sesuatu yang dianggapnya berharga, ia terpikat untuk memilikinya. Jika sesuatu itu ada di tangan orang lain, maka ia pun akan berusaha memiliki yang sama.
Di sisi lain, barang perhiasan merupakan bentuk karya seni. Artinya darah seni mengalir dalam dirinya. Ia menyukai semua yang indah dan mengandung unsur estetika. Unsur seni yang ada dalam dirinya dapat ia wujudkan dan salurkan dalam membuat berbagai karya seni. Dengan ungkapan lain, jika unsur seni (pengaruh dari Az Zukhruf) dalam dirinya menonjol, apa yang ia ucapkan dan perbuat tersirat banyak unsur seni yang tampak indah di mata orang lain.
Surah Az Zukhruf juga merupakan surah penuh di juz 25, yaitu dari ayat 1 sampai 89, jadi total 89 ayat. Surah ke 89 adalah Al Fajr yang berarti fajar. Sayangnya, begitu orang yang berjuz 25 memiliki sesuatu yang berharga yang mungkin didapatkannya dengan susah payah, ia begitu mudah bosan untuk berniat memiliki sesuatu yang mungkin lebih bagus dan baru.
Setelah surah Az Zukhruf, selanjutnya surah Ad Dukhan (44) yang berarti kabut. Kabut mempunyai sifat mengaburkan atau menghalangi penglihatan terhadap suatu objek tertentu. Hubungannya dengan karakter juz 25, ia kerap mengalami semacam kegamangan dalam dirinya, ibarat perahu yang terombang-ambingkan oleh ombak sehingga berjalan tak tentu arah.
Dalam kondisi ini, secara psikologis, ia rentan terkena depresi kejiwaan. Oleh karena itu, ia harus mempunyai pegangan yang salah satunya bisa berupa target tertentu. Setidaknya, ia harus mempunyai perencanaan ke depan apa yang seharusnya ia lakukan. Jika surah Ad Dukhan menonjol pada dirinya, ia bisa menjadi seorang yang penurut dan mengikuti apapun kata orang yang dianggapnya lebih tinggi kapasitasnya dari dirinya.
Hal itu bukan tanpa alasan, karena di juz 25 terdapat surah Al Jatsiyah (45), yang artinya orang yang bertekuk lutut. Al Jatsiyah juga merupakan surah penuh dan tidak terpisah oleh juz setelahnya. Jumlah ayat Al Jatsiyah yaitu 89, dari ayat 1 sampai 37. Surah ke 37 adalah As Shaaffat yang berarti malaikat yang bershaf-shaf. Ia tipe orang yang taat pada aturan seperti halnya malaikat yang selalu patuh kepada Allah swt terhadap titah apapun yang diembankan kepada mereka.
Unsur As Shaffat dalam diri seorang yang berjuz 25 juga mempengaruhinya dalam berpikir dan berbuat. Dalam berpikir, ia bisa sistematis dan runtut, begitu pula dalam melakukan sesuatu serba teratur. la memang berbakat untuk menangani sesuatu yang berhubungan dengan administrasi.
Berdasarkan Tanda ‘Ain
‘Ain 1
Angkanya adalah 1 (otak), 10 (pencernaan), 6 (sendi, hukum). Dari kombinasi ketiga angka tersebut, orang yang membawa karakter juz 25 mempunyai daya nalar dan cerna yang baik. Ia mempunyai cara berpikir sendiri yang tak jarang berbeda dengan orang lain. Ia juga selalu memikirkan dengan baik apa yang akan dilakukannya, namun terkadang terlalu banyak berpikir sehingga lambat dalam memutuskan sesuatu. Hal ini bisa dimaklumi, karena ‘Ain 1 masih bertalian dengan ‘Ain 21 yang berarti pemikiran ulang.
‘Ain 2
Angkanya adalah 2 (mata, pengamatan), 9 (hati), 1 (otak). Perpaduan ketiga angka tersebut membuat orang yang berjuz 25 mempunyai daya analisis yang tajam. Dari hubungan ‘Ain 2 dengan ‘Ain 22 terkadang membuat ia malas berpikir tentang sesuatu jika menurutnya tidak menarik atau bisa memberikan benefit (masukan) positif untuknya.
‘Ain 3
Angkanya adalah 3 (THT), 10 (perut), 2 (mata). Meleburnya ‘Ain 3 dan 2 merupakan sesuatu yang jarang terjadi pada juz yang lain. Orang yang berjuz 25 dapat menyampaikan dengan baik apa yang ada dipikirannya. Yang banyak terjadi justru sebaliknya.
Ia juga mempunyai sisi humanisme atau kemanusian yang tinggi. Artinya kepedulian terhadap lingkungannya menonjol pada dirinya. Dorongan untuk merubah sesuatu yang menurutnya tidak selayaknya terjadi pada lingkungannya begitu kuat. Jika ‘Ain ini tidak dominan, maka yang terjadi adalah sebaliknya, ia akan bicara seenak perutnya dan tidak peduli apakah menyinggung perasaan orang yang diajak bicara.
‘Ain 4
Angkanya adalah 4 (tulang, rangka), 10 (perut, pencernaan), 3 (THT). Dari perkawinan ketiga angka tersebut semakin jelas bahwa orang yang berjuz 25 dapat mengungkapkan sesuatu secara sistematis. Ia juga terbiasa melakukan sesuatu dengan menggunakan sebuah perencanaan.
Dalam mengungkapkan sesuatu pun, ia tidak pernah terlepas dari kaitan dengan permasalahan yang lain. Artinya, sulit baginya untuk membicarakan sesuatu tanpa terkait dengan masalah yang lain. Bisa dikatakan pembicaraannya akan melebar, karena ‘Ain 4 berhubungan dengan ‘Ain 24.
‘Ain 5
Angkanya adalah 5 (tangan), 14 (rencana, langkah awal), 4 (tulang). Dari unifikasi tiga angka tersebut semakin jelas bahwa orang yang berjuz 25 tidak bisa melakukan sesuatu secara serampangan.
Secara naluriah, ia juga “tersentuh” untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk lingkungannya. Namun, jika ‘Ain ini tidak dominan, ia akan berbalik menjadi orang yang pasif. Bisa dikatakan, ia cuek atau tidak peduli dengan lingkungannya dan cenderung bersikap individualis. Hal ini bisa ditengarahi sebab ‘Ain 25 yang berarti lingkungan bertemu dengan ‘Ain 5 dalam putaran ‘Ain.
Berdasarkan Halaman Taktis
Taktis, dapat dipahami dengan menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 1 sampai 6 yaitu berjumlah 64 ayat. Selanjutnya angka 64 dikonversi kedalam urutan surah Al Quran. Surah ke 64 At Taghabun yang berarti hari ditampakkan kesalahan-kesalahan. Orang yang membawa karakter juz 25 pandai berkelit jika membuat kesalahan dan cenderung menghindar untuk menutupi kesalahan yang telah ia perbuat. Nah, cara menghadapinya, kita harus membawa bukti kalau ia telah membuat kesalahan agar ia tidak berkutik.
Negatif/positif
Negatif/positif, bisa ditengarahi dari menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 7 sampai 13 yaitu berjumlah 29 yang merujuk surah Al-Ankabut yang berarti laba-laba. Maknanya, orang yang berjuz 25 mempunyai keahlian dalam hal bernegosiasi. Wajar, jika akhirnya ia mempunyai banyak relasi atau jaringan.
Negatifnya, dalam hal merawat jaringan, ia tidak sepandai ketika menjalin atau membuatnya. Ia malas dan cenderung menunggu kesempatan baik yang suatu saat bisa datang menghampirinya dan meninggalkannya.
Jalan Keluar
Jalan Keluar, bisa diketahui dengan menjumlahkan ayat yang terdapat dari halaman 14 sampai 15 yang berjumlah 28. Surah ke 28 Al Qashsas yang berarti cerita-cerita. Seperti telah dijelaskan di atas, orang yang berjuz 25 pandai berkelit ketika ia membuat kesalahan. Begitu pula jika sebuah pekerjaan tidak menarik minatnya atau tidak jelas baginya maka ia akan lebih banyak bicara dari pada bekerja.
Dasar
Dasar, merupakan jumlah ayat yang terdapat pada halaman 16 yaitu 14 ayat. Surah ke 14 Ibrahim. Dalam metode struktur Al Quran, Ibrahim disimbolkan sebagai gunung berapi. Maknanya, orang yang berjuz 25 emosional dan mudah terpancing suasana. Ketika emosinya sudah terpancing, maka bicaranya akan meledak-ledak tak ubahnya gunung berapi yang meletus.
Selain itu, Ibrahim juga simbol dari keteguhan memegang pendapat dan sikap. Selam pendapat yang ia pegang benar tidak masalah. Namun, jika tidak benar, maka akan menjadi boomerang baginya.
Kelemahan Fisik
Kelemahan fisik orang yang membawa karakter juz 25 terletak pada organ mata, tangan dan paru-paru atau system respirasi (pernafasan). Selain itu, organ lain yang rentan terkena gangguan kesehatan adalah tulang atau rangka.
Osteoporosis merupakan penyakit yang harus ia waspadai. THT juga organ yang rentan terkena gangguan penyakit sehingga sakit gigi, gangguan pendengaran, sakit tenggorokan, panas dalam seperti teman yang setiap saat bisa datang menghampirinya.
Kekurangan
Egois, Pandai berkelit dari kesalahan, individualis, emosional dan mudah terpancing suasana, menyukai sesuatu yang glamour atau wah,
Kelebihan
Tidak mudah percaya omongan orang, Kepedulian sosial tinggi dan selalu ingin berbuat yang positif untuk lingkungannya, analisis lumayan tajam, dialogis dan komunikatif, penurut dan tact aturan.
sumber : Khalifah Edisi 29/Tahun II/2006
DIarsipkan di bawah: Agama, Fiqih Muslimah, Mu'amalah, islam | Ditandai: Agama, Budaya, islam, palestina, sejarah, Semesta, spiritual

Karakter Juz 21

Karakter Dasar Manusia Juz 21
Seperti biasa, langkah pertama yang dilakukan untuk mengurai karakter manusia berdasarkan Al Qur’an adalah dengan mensubtitusikan angka juz ke dalam urutan surah Al Qur’an. Surah yang ke 21 adalah surah Al Anbiya’ yang berarti para nabi.
Sebagaimana para Nabi, orang yang membawa karakter juz 21 dibekali kemampuan untuk memimpin komunitasnya, atau setidaknya kata-katanya selalu menjadi acuan dan patokan untuk menuntun ke tujuan yang hendak dicapai.
Selain itu, orang yang membawa karakter juz 21 juga sering diliputi rasa gamang atau keragu-raguan dalam memutuskan sesuatu. Kata-katanya mudah berubah rubah. Bisa dipastikan, Dampaknya secara langsung dirasakan oleh orang-orang yang dipimpinnya, karena mereka mengacu dan berpegang pada apa yang telah dikatakan dan diputuskannya.
Namun, kewajiban para Nabi hanya menyampaikan risalah (misi, tugas) yang diembankan kepadanya, selebihnya mereka serahkan sepenuhnya kepada Dzat yang mengutusnya Allah SWT.

Tidak jauh beda dengan orang yang berjuz 21, ia bisa bersikap tidak peduli kepada lingkungannya ketika ia merasa sudah melakukan sesuatu yang menurutnya harus dilakukan. Atau boleh dikatakan demi menjaga “kepentingannya”, ia tega dan acuh tak acuh terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya.
Di sisi lain, jika masalah yang sangat pelik menerpanya, ia bisa goyah secara mental atau mudah stress. Ia butuh seseorang yang bersedia mendengar keluh kesahnya atau tempat curhat.
Layaknya para Nabi, ketika kaumnya mendustakannya, ia akan mengadukan hal tersebut kepada kekasihnya, tak lain Allah SWT.
Pada Juz 21, terdapat 5 surah, yaitu surah ke 29 yaitu Al Ankabut yang artinya laba-laba, dari ayat 45 sampai 69. Maknanya, laba-laba merupakan binatang yang lebih dikenal dengan jaring-jaringnya.
Setelah memasangnya, selanjutnya ia cenderung menunggu sampai ada binatang yang terjerat di dalamnya. Artinya orang yang berjuz 21 sabar menunggu peluang-peluang yang menguntungkannya. Ia begitu optimis bahwa peluang akan menghampirinya.
Jumlah ayat dari surah Al Ankabut yang terdapat pada juz 21 adalah 25 yang merujuk pada surah Al Furqan dalam urutan surah Al Qur’an.
Dalam melihat sebuah permasalahan, orang yang berjuz 21 terkesan agak kaku, sebab yang tergambar dipikirannya adalah salah dan benar, hitam dan putih. Ia juga tipe orang yang terbiasa fokus pada suatu permasalahan, artinya konsentrasinya mudah buyar jika harus mencampuradukkan berbagai masalah.
Sarang laba-laba bisa ada dimana saja, namun kadang kala kita tidak menemukan laba-laba tersebut. Artinya, seorang juz 21 mudah bosan dengan rutinitas yang itu-itu saja. Ia akan meninggalkan begitu saja sesuatu yang sudah tidak menguntungkan baginya. Ia mudah membuat jaringan, namun sering kali menelantarkan jaringan yang sudah dibuatnya.
Setelah surah Al Ankabut adalah surah ke 30 yaitu Ar Ruum yang berarti bangsa romawi. Sejarah menceritakan bahwa bangsa romawi adalah sebuah bangsa besar dan adidaya, waktu itu tak satupun negara di dunia ini yang sanggup mengalahkannya. Ar Ruum merupakan surah penuh, artinya tidak terpisah atau berbagi dengan juz sebelumnya atau sesudahnya.
Ia adalah tipe orang yang sulit untuk mengalah dalam segala hal. Entahlah, ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya susah menerima jika ada orang lain berada di atasnya, ia harus beda dan selalu di atas.. Hal ini terjadi bila Ar Ruum dalam dirinya menonjol atau dominan. Dengan ungkapan lain, egoisitasnya tinggi.
Total ayat surah Ar Ruum pada juz 21 berjumlah 60 ayat, dari ayat 1 sampai 60. Kalau kita konversikan angka 60 dalam urutan surah maka kita akan mendapatkan surah Al Mumtahanah yang berarti perempuan yang diuji. Maknanya adalah dikala berbicara dengan orang lain, orang yang berjuz 21 kelihatan seperti menguji, padahal tidak ada maksud sedikitpun dari dirinya untuk berbuat demikian.
Bila kita cermati, kedua surah tersebut sangatlah berhubungan. Bangsa Romawi adalah bangsa yang tidak mudah dikalahkan. Namun, sejarah mencatat bahwa mereka kalah oleh seorang perempuan, yaitu Cleopatra.
Dalam kehidupan seorang juz 21 akan selalu mendapatkan ujian dari wanita (Al Mumtahanah). Ia mudah larut oleh bujuk rayu wanita. Namun, bila ia sudah mencintai seorang wanita, apapun akan dia berikan untuk membahagiakan wanita pujaannya dan menjaganya.
Surah berikutnya adalah Luqman yang berarti luqman, salah seorang hamba Allah swt yang terkenal bijak bestari. Maknanya orang yang berjuz 21 bisa bersikap bijak dalam menyikapi berbagai permasalahan yang dihadapinya. Sebuah hal yang kontradiktif bila dibandingkan dengan uraian surah Ar Ruum di atas.
Nah, justru inilah yang menarik pada diri orang yang berjuz 21, ada dua kutub yang terlihat sekilas berlawanan, namun kalau kita amati lebih jauh, kita akan menemukan hikmah di baliknya, yaitu keadilan dan kemahakuasaan Allah SWT dalam menciptakan manusia.
Jika Allah SWT menciptakan makhluk yang diklaimNya sebagai “Yang paling bagus bentuknya”, mempunyai kelebihan, maka di sisi lain, Dia sertakan pula kekurangannya, agar seimbang.
Selain itu, terbukti bahwa urutan surah-surah Al Qur’an adalah Tauqify yaitu ketetapan dari Nabi SAW dan tidak sembarangan. Bisa kita bayangkan jika salah satu surat yang ada di juz 21 terletak di juz berikutnya 22, maka bisa dipastikan tidak akan didapatkan uraian di atas.
Surah ke 31 yaitu Luqman dimulai dari ayat 1 sampai 34, jadi totalnya 34. Angka 34 mengingatkan kita pada surah Saba yang berarti kaum yang mencari. Seperti karakter juz sebelumnya 20, orang yang berjuz 21 juga jeli melihat peluang-peluang yang menguntungkannya.
Selanjutnya Surah ke 32 yaitu As Sajdah yang artinya sujud atau batasan. Inilah yang harus disadari dan dimengerti oleh orang yang membawa karakter juz 21, dikala Ar Ruum dominan pada dirinya, ia seringkali terlena dan lupa bahwa manusia diciptakan Allah SWT serba terbatas.
Kenapa As Sajadah dihubungkan dengan Ar Ruum, karena total ayat surah As Sajdah berjumlah 30 ayat yang merujuk pada surah Ar Rum.
Karena pengaruh surah As Sajdah inilah kadang kala ia merasa kemampuan yang dimiliknya terbatas atau tidak percaya diri. Atau ia paling tidak suka dibatasi gerak-geriknya, pasalnya ia termasuk orang yang menyukai kebebasan.
Surah yang terakhir adalah Al Ahzab yang artinya golongan yang bersekutu. Maknanya orang yang berjuz 21 adalah tipe orang yang jika mempunyai masalah justru mencari dan terjun dalam keramaian. Ia memerlukan partner atau teman untuk melakukan dan mewujudkan idenya. Dari sini bisa diketahui, orang bahwa ia juga mempunyai sifat tidak percaya diri.
Ayat Al Ahzab yang terdapat pada juz 21 juga berjumlah 30 ayat. Ini membuktikan bahwa jika orang yang berjuz 21 bisa melibatkan dan merangkul banyak pihak (Al Ankabut, jaringan), maka Ar Rum bisa berbalik menjadi positif. Karena, seberat apapun sebuah pekerjaan, jika dilakukan bersama-sama akan menjadi ringan. Ia juga suka berkelompok atau membentuk sebuah organisasi .
Berdasarkan Tanda ‘Ain
‘Ain 1
Angkanya adalah 1 (otak, kepala), 7 (paruparu), 5 (tangan, penanganan). Kombinasi ketiga angka tersebut merepresentasikan bahwa orang yang membawa karakter juz 21 bukan tipe orang yang hanya bisa bicara saja. Ia berusaha mengaplikasikan apa yang ada dipikirannya, namun memang prosesnya memakan waktu yang cukup lama, karena ada unsur 7 diantara 1 dan 5.
Selain itu, ia juga selalu mengacu pada aturan yang berlaku dilingkungannya, karena ‘ain 1 bertalian dengan ‘ain 20 yang berarti aturan main. Namun, itu semua tergantung pada minatnya (ain 39). Dengan kata lain, ia mau melakukan sesuatu jika sesuai dengan keinginannya.
‘Ain 2
Angkanya adalah 2 (mata, pengamatan), 12 (ambisi, motivasi), 6 (sendi, syaraf). Orang yang berjuz 21 memang dibekali kemampuan untuk bisa mengamati sesuatu dengan baik, analisisnya lumayan tajam.
Sayangnya, seringkali ia tidak yakin dengan hasil analisisnya sendiri sehingga membuatnya ragu dalam mengambil sikap. Hal ini wajar terjadi pada dirinya karena ‘ain 2 dalam teori putaran ‘ain (lihat daftar ‘ain) bertemu dengan ‘ain 21 yang berarti pemikiran ulang.
Karena sikapnya yang ragu dan mudah berubah dalam membuat keputusan tersebut, jika ia menjadi seorang pemimpin, akan berdampak kurang baik kepada orangorang yang dipimpinnya. Bisa dipastikan orang yang berada di bawahnya akan kebingunan dan kelabakan mengikuti pola kepemimpinannya.
‘Ain 3
Angkanya adalah 3 (THT), 6 (sendi, hukum), 7 (udara). Ketika berbicara, orang yang berjuz 21 selalu mengacu pada aturan yang berlaku. Setidaknya, dalam hal retorika ia mempunyai kelebihan, namun adakalanya ia terlalu banyak bicara.
Keterkaitan ‘ain 3 dengan ‘ain 22 dalam putaran ‘ain membuktikan bahwa apa yang dibicarakan olehnya dilandasi oleh tujuan dan target tertentu. Boleh dibilang, ketika ia berbicara berarti ia mempunyai kepentingan terhadap masalah tersebut.
‘Ain 4
Angkanya adalah 4 (tulang, rangka), 10 (perut, pencernaan),1 (otak, kepala). Orang yang membawa karakter juz 21 tidak mengalami hambatan jika dituntut untuk merumuskan sesuatu yang ada dalam pikirannya.
‘Ain 5
Angkanya adalah 5 (tangan, penanganan), 9 (hati, nurani) , 2 (mata, pengamatan). Ia adalah tipe orang yang tidak akan bergerak jika hatinya tidak tersentuh. Tetapi tidak mudah untuk membuatnya tersentuh, karena harus melalui perjalanan analisis yang panjang.
Ketika sedang melakukan sesuatu, seringkali ia dipertemukan dengan ide atau gagasan baru, karena ia memang jeli dalam melihat kaitan antar masalah. Hal ini bisa dimaklumi karena ‘ain 5 bertemu dengan `ain 24.
‘Ain 6
Angkanya adalah 6 (saraf, sendi), 8 (darah, jantung), 3 (THT). Dari ketiga angka tersebut bisa disimpulkan bahwa orang yang berjuz 21 adalah sosok yang normatif. Ia juga berusaha agar norma diberlakukan pada lingkungannya ‘ain 25 .
Apabila 21 dipampatkan, hasilnya adalah 3 (2 + 1). ‘Ain ke-3 adalah THT. Artinya, ia bisa menjadi seorang yang terlalu banyak bicara. Atau seperti pepatah “Tong kosong nyaring bunyinya”.
Berdasarkan Halaman
Taktis
Taktis, dapat diketahui dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6. Totalnya 72 ayat yang merujuk pada surat Al Jin dalam urutan surah Al Qur’an. Al Jin adalah salah satu makhluk Allah SWT yang tersembunyi atau tidak bisa dilihat oleh mata manusia.
Maknanya orang yang berjuz 21 cenderung gandrung terhadap sesuatu yang sifatnya mistis atau supranatural. Atau bisa pula dikatakan untuk bisa membuatnya sadar, ia harus melihat atau mengalami sesuatu yang sifatnya supranatural.
Kehadiran jin tidak dapat kita lihat dengan mata biasa. Oleh karena itu kadang kala kehadiran seorang juz 21 sering diabaikan. Hal lnilah yang membuatnya merasa disepelekan.
Negatif/Positif
Negatif/ positif dipahami dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 7 sampai 13 yang berjumlah 78 ayat. Selanjutnya kita konfersikan ke urutan surah Al Qur’an, yaitu An Naba’, artinya berita besar.
Demikian pula dengan orang yang berjuz 21, sesuatu yang kecil, dalam pandangannya adalah sebaliknya besar. Bisa juga berarti ia pandai mendramatisir sesuatu. Ia mudah terpancing dan terpengaruh oleh sesuatu berita yang belum tentu kebenarannya.
Jalan Keluar
Jalan keluar, didapat dari menjumlah totalkan ayat yang terdapat dari halaman 14 sampai 15, yaitu 19 ayat. Surah yang ke 19 adalah Maryam. Ini merupakan isyarat bagi orang yang berjuz 21, dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya, sebaiknya ia dapat dengan bijak membedakan mana masalah yang ia harus melibatkan perasaannya dan tidak, sebagaimana Maryam dulu menyelesaikan masalahnya.
Dasar
Dasar, adalah jumlah ayat yang terdapat pada halaman terakhir juz 21 yaitu 10 ayat. Surah Yunus merupakan surah yang ke 10 yang berarti Nabi Yunus atau simbol air.
Pada dasarnya, orang yang berjuz 21 fleksibel dan bisa bergaul dengan siapa saja. Ia tidak mengalami hambatan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
Kelemahan Fisik
Kelemahan fisik orang yang membawa karakter juz 21 terletak pada mata, kepala, dan jantung (darah). Artinya ketika perasaan lagi labil, organ tubuh pertama yang terkena gangguan adalah kepala. Selain itu, organ tubuh yang rentan terkena gangguan kesehatan adalah usus besar.
Kesimpulan
Kekurangan
Suka mendramatisir sesuatu, peragu dan plin plan sehingga terkesan tidak tegas, cepat jenuh, banyak omong, sering menelantarkan jaringan, tidak gampang mengalah dan ingin menang sendiri, temperamental, arogan dan egois.
Kelebihan
Analisis tajam, bijak, gemar berpikir, mudah bergaul dan supel, sabar menunggu dan jell menangkap peluang yang menguntungkan, mobilitas tinggi, pandai berargumentasi.

KARAKTER JUZ 27

Berdasarkan arti ‘ain, ‘ain ke-27 berarti usaha atau pembentukan manusia. Indikasi awal sifat orang yang membawa karakter juz 27 sangat erat kaitannya dengan usaha. Maknanya, ia tipe orang yang ulet, tekun dan tak kenal putus asa dalam berusaha. Oleh sebab itu, tak ada salahnya jika ia menekuni bidang bisnis atau kewirausahaan. Namun, tidak semua orang yang berjuz 27 menyadari talenta yang ada pada dirinya dan mempunyai kesempatan mengembangkannya dengan baik.

Bakat alami dalam berbisnis semakin dipertajam oleh keberadaan unsur surah An-Naml dalam dirinya. Terbukti, surah Al Quran yang ke-27 adalah An-Naml yang berarti semut. Dalam metode struktur Al Quran, semut merupakan simbol dari ketekunan, keuletan dan usaha. Hal tersebut bisa terlihat jelas dari mobilitas dan rasa optimisme yang ada pada semut dalam mencari makanan.

Biarpun sudah dibersihkan, semut akan tetap mencari dan mengerumuni gula dimana pun diletakkan. Selain itu, semut juga simbol dari sosialisasi atau jaringan. Bedanya dengan orang yang berjuz 19 atau 20 yang juga mempunyai unsur semut, orang yang berjuz 27 seringkali berhitung untung rugi dalam bergaul. Jika surah ini yang dominan, tidak hanya dalam hal bergaul ia berhitung untung rugi, dalam hal lain pun ia bisa bersikap demikian.

Adapun surah yang mengisi juz 27 lumayan banyak, seluruhnya berjumlah 7 surah. Pertama surah Adz-Dzaariyaat (51 ayat) dari ayat 31 sampai 60. Adz-Dzaariyaat berarti angin yang menerbangkan. Jika ada sesuatu yang ingin disampaikan baik berupa ucapan maupun perbuatan, orang yang berjuz 27 tidak pandang bulu siapa yang ia ajak bicara dan dengan siapa ia berhadapan. Dengan polos, ia akan mengatakan sejujurnya tanpa basa-basi. Berkata jujur memang tidak salah, namun dalam kondisi tertentu, tak jarang kita dituntut untuk berbuat sebaliknya.

Dari pengaruh surah ini pula, orang yang berjuz 27 menyukai sesuatu yang berbau kontroversial. Ada semacam kepuasan dalam dirinya jika ia bisa melakukan hal yang revolusioner dan menarik perhatian orang banyak.

Bahkan yang lebih ekstrem lagi, ia berpotensi untuk merubah secara frontal tatanan yang sudah disepakati bersama dan membuat tatanan baru menurut versinya, layaknya angin puyuh yang akan menerjang apapun yang menghalangi jalannya.

Hal tersebut semakin ketara ketika kita mengkonversikan total ayat dari surah Adz-Dzaariyaat yang berjumlah 30 kedalam urutan surah Al Quran, yaitu surah Ar-Ruum. Sejarah membuktikan bahwa bangsa romawi pada masanya merupakan bangsa adidaya. Boleh dikatakan, tak ada bangsa lain di dunia ini yang bisa mengalahkannya. Bangsa romawi akan melibas tanpa ampun siapa saja yang berani menentangnya, sekalipun pada akhirnya romawi harus kandas dan tumbang karena konflik intern yang tak kunjung selesai menderanya.

Surah yang kedua, At Thuur (52), yaitu bukit, dimulai dari ayat 1 sampai 49. Jangan kaget, jika orang yang membawa karakter juz 27 suka meremehkan dan menganggap sepele orang lain. Hal ini bisa dimaklumi, sebab ada unsur At Thuur pada dirinya. Sebagaimana orang yang sedang berada di atas bukit, bisa dipastikan semua fokus yang ada dibawahnya akan terlihat kecil.

Begitu pula sebaliknya, apapun benda yang ada di atas bukit akan terlihat kecil oleh kita yang berada di lereng bukit. Namun tidak demikian jika kita telah berhasil mendakinya, pemandangan akan normal kembali. Angkuh dan sombong, demikianlah kesan pertama yang akan kita rasakan begitu mengenal orang yang berjuz 27. Tetapi sebenarnya, ia orang yang pengertian, sabar dan penyayang.

Total ayat At Thuur berjumlah 49 'ayat yang merujuk pada Al Hujuraat, artinya kamar-kamar. Orang yang berjuz 27 tipe orang yang tidak bisa mencampur-adukkan permasalahan. ia paling pandai memilah mana yang harus didahulukan, artinya ia memiliki skala prioritas.

Ia juga suka berangan-angan. Terbukti dari surah ketiga pada juz 27, yaitu An Najm (53), artinya bintang. Namun jika dipadu dengan ketajaman instink bisnisnya, bukan tidak mungkin akan berbalik menjadi sesuatu yang positif. Sebab, proyeksi dalam bisnis sangat diperlukan. Boleh dikatakan, ia sangat berbakat dalam hal forcast (memprediksi sebuah usaha).

Sebagai manusia biasa, ia juga mempunyai sisi spiritual dalam dirinya. Hal ini bisa diketahui dengan mensubtitusikan ayat surah An Najm yang berjumlah 62 ayat menjadi urutan surah Al Quran, yaitu surah Al Jumu'ah. ia juga menyukai bahkan gandrung pada hal yang bersifat sekunder (tidak pokok) dan tersier (pelengkap, mewah).

Orang yang berjuz 27 tergolong sensitif dan agak tertutup. Hal ini bisa diketahui dari surah keempat, yaitu surah Al Qamar (54), bulan. Bulan adalah simbol kelembutan dan romantisitas sehingga ia juga memiliki sifat ini.

Sisi lain, bulan hanya memantulkan sinar yang datangnya dari matahari. Jadi, orang juz 27 sangat memerlukan bantuan dari pihak lain untuk mewujudkan ketnginannya. Bila sifat ini yang dominan, ia akan menjadi seseorang yang suka menggantungkan orang lain. Padahal, secara mendasar orang juz 27 bisa menjadi seorang yang mandiri.

Surah Al Qamar dimulai dari ayat 1 sampai ayat 55, total 55 yang merujuk pada surah Ar Rahmaan yang ada pada 27 sendiri. Sebuah indikasi kuat, orang yang membawa karakter juz 27 memiliki sifat penyayang yang berlebih dibanding juz lainnya. ia paling mudah tersentuh hatinya dan paling tidak bisa memendam perasaannya. Terlebih jika orang merengek-rengek mengharap belas kasihannya, bisa dipastikan ia akan mudah luluh.

Sifat penyayangnya ini tak jarang membuka peluang orang lain yang mengerti tentang dirinya untuk memanfaatkannya. Sehingga seringkali ia ditipu dan mudah sekali dimanfaatkan orang lain.

Surah kelima, surah Ar Rahman diawali dari ayat 1 sampai 78. Jadi total ayatnya 78. Surah ke 78 yaitu An Naba', berita besar. Orang yang berjuz 27 suka mendramatisir sesuatu. Masalah kecil bisa menjadi masalah besar, begitu pula sebaliknya. Sifat ini akan menjadi positif jika diarahkan pada hal yang positif pula, misalnya dalam bidang marketing atau memasarkan produk.

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, orang yang membawa karakter juz 27 jika merasa tidak puas pada sebuah peraturan, ia bisa mengacak-acak peraturan tersebut yang melakukan sesuatu yang bersifat revolutif. Keberadaan surah Al Waaqi'ah (56) yang menempati urutan surah ke enam pada juz 27 semakin memperkuat karakter tersebut.

Sekalipun secara verbal, surah Al Waqiah bermakna peristiwa yang pasti terjadi (kiamat), namun terminologi menyatakan bahwa kiamat merupakan kegiatan penghancuran terhadap apapun yang ada dimuka bumi ini. Sehingga tak jarang, ia memandang remeh semua hal, "Ah, gampaang", bisa jadi merupakan kata yang sering keluar dari mulutnya.

Surah Al-Waqiah dimulai dari ayat 1 sampai 96, total 96. Surah ke 96 Al-Alaq, artinya segumpal darah. Sekilas memang sulit ditemukan kaitan penjelasan yang berhubungan dengan karakter. Tetapi jika kita lebih dalam memahami Al Alaq, maka akan kita temukan jawabannya. Surah Al-Alaq seringkali disebut juga surah iqra', bacalah. Hal ini juga merupakan indikasi bahwa orang yang berjuz 27 selalu memakai pendekatan baca atau logika dalam memahami sesuatu. Sehingga, ia susah sekali menerima penjelasan yang bersifat unlogical atau supranatural.

Orang yang berjuz 27 tergolong orang yang kukuh mempertahankan pendapatnya. Tapi, jika dijelaskan dengan cara yang tepat dan baik tanpa meninggalkan logika, maka ia akan bisa menerima pendapat orang lain, layaknya besi yang hanya bisa luluh oleh api. Karakter ini merupakan cerminan dari surah terakhir yang ada pada juz 27, yaitu surah Al Hadid (57), besi.

Ia akan bersikap pasif dan cenderung tidak agresif jika dihadapkan pada sesuatu yang tidak menarik minatnya. Karakter ini bisa diketahui dari ayat Al Hadid. Dari ayat 1 sampai 29, total 29. Surah ke 29, Al Ankabuut artinya laba-laba. Selain itu, ia juga pandai membuat jaringan bisnis yang setiap saat dalam memberikan benefit positif untuk dirinya.

Berdasarkan Tanda ‘Ain

‘Ain 1
Angkanya adelah 1 (otak), 23 (manusia), 2 (mata). Bari kombinasi ketiga angka ini dapat dipahami bahwa orang juz 23 gemar melakukan pengamatan dan memiliki pemikiran yang sederhana.

‘Ain 2
Angkanya adalah 2 (mata), 14 (langkah awal, rencana), 3 (THT). Pada ‘ain ini semakin mempertegas intuisi bisnis orang juz 27. Apa yang dilihatnya, ia ingin membuat perencanaan tertentu untuk melaksanakannya. Sayangnya, kadang kala apa yang direncanakan tersebut, sering kali diutarakan dengan orang lain. Bahkan tidak jarang ia sering terburu-buru untuk mendapatkan hasil dari rencananya tersebut. Hal ini berkaitan dengan ‘ain 22 (lihat putaran ‘ain di bawah)

‘Ain 3
Angkanya adalah 3 (THT), 21 (pemikiran ulang), 1 (otak). Disinilah seorang juz 27 sangat hati-hati dalam berbicara. Dia benar-benar memikirkan apa yang akan dibicarakan.
Pertimbangan rasa kemanusiaan (sifat tidak tegaan) bisa jadi merupakan penghalang untuk bisa cepat memutuskan sesuatu. Hal ini bisa diketahui dari korelasi ‘ain 3 dengan ‘ain 23 yang berarti manusia.

‘Ain 4
Angkanya adalah 4 (kerangka), 21 (pemikiran ulang), 2 (mata). Tiga angka tersebut merupakan penegasan dari karakter yang sudah dijelaskan mengingat angka 21 terulang 31 pada ‘ain 1, 3, dan 4.
Kaitan sebuah masalah dengan masalah yang lain bisa jadi merupakan bahan pertimbangan yang pelik dan sering dihadapi oleh orang yang berjuz 27, sebab ‘ain 4 mempunyai munasabah dengan ‘ain 24, Kaitan.

Berdasarkan Halaman
Taktis
Taktis, bisa dipahami dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 1 sampai 6. Total ayat pada 6 halaman tersebut berjumlah 38. Kalau kita konversikan angka 38 dalam urutan surah Al Quran maka kita akan mendapatkan surah Shaad.

Ada dua surah Al Quran yang memiliki judul berupa huruf hijaiyyah, yaitu Qaaf dan Shaad. Dalam struktur ‘ain, Shaad adalah huruf ke-14, dimaknai sebagai langkah awal atau rencana. Hubungannya dengan karakter, orang yang berjuz 27 secara naluriah selalu terbayang dengan rencana-rencana yang akan dilakukannya dan ia juga menikmatinya.

Disisi lain, ia tergolong orang yang jika dituntut untuk melakukan sesuatu sudah harus jelas dan terencana dengan baik. Oleh karena itu, menghadapinya harus jelas apa yang hendak kita bicarakan dan sebaiknya sudah berjalan dan terencana.

Negatif/Positif
Negatif/positif, didapatkan dari jumlah ayat yang terdapat dari halaman 7 sampai 13, yaitu 112 ayat yang merujuk pada surah Al-lkhlas, berarti pasrah, ikhlas. Orang yang membawa karakter juz 27 boleh dikatakan tidak perhitungan dalam berbuat baik sampai-sampai terkadang melampaui batas. Bila hal ini yang dominan, ia sering kali menjadi pasif dan mau menerima apa adanya.
Namun, dalam hal berbisnis ia sangat perhitungan sekali. Bisa jadi, ia-lah yang bisa memisahkan antara bisnis dan berbuat baik.

Jalan Keluar
Jalan keluar merupakan gambaran bagaimana orang yang berjuz 27 menyelesaikan masalahnya. Caranya, dengan menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman 14 sampai 15. Jumlahnya 18 ayat. Surah ke- 18 Al Kahfi, artinya gua.
Orang yang berjuz 27 boleh dikatakan kuat memegang kata-kata. Negatifnya, sering kali ia berprasangka buruk terhadap seseorang. Bahkan tak jarang ia menutup diri atas masalah atau ketidak mampuan yang dimilikinya.
Pantang baginya menarik kembali katakata yang pernah diucapkannya. Ada baik buruknya memang. Jika apa yang dipeganginya baik maka tidak masalah, namun cap keras kepala menancap pada dirinya jika apa yang dipeganginya tidak baik atau buruk bahkan bisa membahayakan orang disekelilingnya. Dengan kata lain, apa yang menjadi kemauannya harus terpenuhi.

Dasar
Dasar, adalah jumlah ayat yang terdapat pada halaman terakhir juz 27, yaitu 9 ayat. Surah ke 9 At Taubah, artinya pengampunan. Orang yang membawa karakter juz 27 mudah sakit hati tapi cepat pula memaafkan.
Sehingga sekalipun orang telah berkali-kali membuat kesalahan padanya, ia akan memafkan juga. Jangan heran jika karena sifatnya ini ia sering tertipu pada masalah yang sama dan bahkan oleh orang yang sama juga. Tapi bila kesalahan tersebut sudah mencapai puncaknya, sampai kapan pun ia tidak akan memaafkan.

Kelemahan Fisik
Kelemahan fisik orang yang membawa karakter juz 27 terletak pada bagian mata dan paru-paru atau system respirasi (pernafasan). Selain itu, organ lain yang juga rentan terkena gangguan kesehatan adalah hati atau pankreas dan tangan serta jari-jari sebelah kanan. Termasuk pula organ reproduksi atau alat kelamin.

Kekurangan
Suka meremehkan orang dan masalah yang dihadapinya, terlihat angkuh dan sombong, tak mudah memaafkan, pandai memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadinya.

Kelebihan
Tekun dan teliti, ulet, mandiri, intuisi bisnis tajam, penyayang, tidak mudah putus asa dan pantang menyerah.

Senin, 12 Juli 2010

KARAKTER JUZ 12

Urutan surah ke-12 adalah surah Yusuf (Nabi Yusuf). Dua juz sebelumnya, dimana uraian karakter berdasarkan jatuhnya surah pada nama-nama nabi, yaitu juz 10 (Yunus) dan juz 11 (Hud).

Pada juz 12, kita juga harus mengetahui sejarah kehidupan Nabi Yusuf untuk bisa memahami secara lebih mendalam guna meng-interpretasikan ke dalam simbol dan selanjutnya diterjemahkan kembali serta dicari titik temu dan hubungannya dengan karakter juz 12. Juga didukung sistem-sistem lain sehingga bisa menjadi sebuah uraian karakter yang sistematis dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Kita dapat mengetahui kisah Nabi Yusuf dalam Al Qur’an dalam sebuan surah yang mencantumkan namanya sendiri sebagai identitas surah tersebut.

Dikisahkan, Nabi Yusuf, salah seorang Nabi Allah yang dianugerahi wajah sangat tampan. Bahkan digambarkan dalam sebuah ayatnya ketika mereka sedang asik bercengkrama sambil mengupas buah begitu pertama kali melihat Yusuf, para selir raja dan pelayan perempuan sangat terkesima atas ketampanannya sampai mereka tidak sadar mengiris tangan mereka dengan pisau dan secara spontan mereka berkata: “ini (Yusuf) bukan seorang manusia melainkan malaikat yang mulya?”.

Waktu kecilnya, Yusuf pernah ditipu para saudaranya karena merasa iri dan dengki terhadap ketampanan dan kasih sayang orang tuannya yang lebih kepadanya, sehingga mereka menceburkannya ke dalam sumur.

Ini menunjukkan sifat kepolosan dan kepasrahannya. Begitu juga dengan seorang yang membawa karakter juz 12, is polos dan cenderung pasrah ternadap sesuatu yang menimpanya.

Ia juga kategori orang yang mudah percaya pada orang lain sekali pun belum dikenalnya sehingga mudah di bohongi dan dimanfaatkan orang lain.

Tidak jarang dia sering mendapatkan perlakuan yang berbeda dari saudaranya yang lain. Ia merasa dikucilkan dari anggota keluarganya, dan dekat dengan fitnah.

Ada kecenderungan seorang yang membawa karakter juz 12 lebih dekat dengan ayah. Kelebihan lainnya, ia memiliki kemampuan memprediksi hal yang akan terjadi pada dirinya atau orang lain.

Berdasarkan Surah
Struktur surah yang mengisi juz 12 terdiri dari 2 surah. Yang pertama surah Hud (11) dari ayat 6 sampai ayat 123. Kalau dijumlahkan total 118 ayat.

Mengenai uraian surah Hud dalam konteks karakter juz sudah dijelaskan khalifah pada edisi sebelumnya.

Hud disimbolkan dengan tanah, sehingga karakter orang yang berjuz 12 sangat tertutup. Sebagaimana tanah, kita tidak tahu apa yang terdapat di dalamnya kalau kita tidak menggalinya. Ia memang hanya bisa terbuka kepada orang tertentu yang dianggapnya dekat.

Ia juga kategori orang yang “nrimo” (banasa Jawa). Dengan kata lain ia cenderung pasrah dan menerima keadaannya sehingga tidak jarang kelemahannya ini di manfaatkan orang lain.

Seorang juz 12 harus dididik dan dikondisikan agar kritis, aktif dan progesif sebagaimana tanah yang menerima unsur apapun yang diletakkan di atasnya baik air, barang, sampah, dan sebagainya.

Dari karakteristik tanah ini, ia juga punya kecenderungan tidak selektif terhadap segala sesuatu yang baik dan tidak baik untuk dirinya sendiri.

Kalau pembaca mengamati uraian yang lalu (berdasarkan urutan surah), maknanya relevan dan saling mencounter antara satu dengan yang lain. Subnanallah.

Jumlah ayat surah Hud pada juz 12 sebanyak 118. Tidak ada surah ke-118, maka kurangkan angka tersebut dengan jumlah surah Al Qur’an, yaitu 114.

Maka hasilnya adalah 4 (118-114). Angka 4 disubtitusikan menjadi urutan surah yaitu surah ke 4 (An Nisa).

Surah An Nisa bagi seorang juz 12 mempunyai makna sensitifitas dan perasaanya yang labil. Ia mudah tersinggung dan terpancing keadaan di sekelilingnya. Berhadapan dengannya harus dengan lemah lembut dan banyak memujinya, sebagaimana seorang wanita yang suka dipuji dan jangan sampai menyinggung perasaannya.

Surah yang kedua adalah surah Yusuf, yaitu dari ayat 1 sampai 52. Jadi total ayatnya yang terdapat pada juz 12 adalah 52 ayat.

Yusuf juga sosok yang piawai dalam hal menterjemahkan dan menakwilkan mimpi serta pandai dalam manajemen secara umum khususnya pertanian. Buktinya ia dipercaya menjadi bendahara negara.

Begitu juga dengan seorang yang berjuz 12, sebaiknya ia diarahkan pada pendidikan yang berbau administrasi atau pekerjaan yang berkaitan dengan uang. Secara alamiah ia telah mempunyai talenta dalam bidang tersebut.

Ia juga mempunyai kelebihan menganalisis sesuatu yang mungkin bagi orang lain tidak terjangkau. Ia pandai mencari celah-celahnya.

Namun kita jangan lupa, Nabi Yusuf pernah bermimpi melihat 11 bintang, dan matahari serta bulan bersujud dan tunduk kepadanya.

Hal ini bisa bermakna positif dan negatif bagi orang yang berjuz 12. Semua materi mimpi tersebut adalah benda-benda langit yang tinggi, sehingga membawa pengaruh pada karakternya.

Ia tergolong orang yang tinggi dan besar omongan serta angan-angannya dan sukar untuk ditundukkan. Sebagaimana matahari dan bulan yang tunduk kepadanya dan bukan ia yang tunduk pada kedua benda langit tersebut.

Ia berhasrat dapat meraih segala sesuatu, namun sayangnya tidak setinggi kemauan untuk merealisasikannya.

Ia juga tidak mudah percaya pada nasehat orang. Ia memiliki kecenderungan bereksperimen dalam meyakinkan dirinya. Apabila sudah terbentur atau kepentok, baru ia percaya pada nasehat orang lain.

Sebaliknya, dalam berbagai hal, ia juga kategori orang yang susah menerima orang lain yang lebih tinggi darinya. Kalaupun ada, akan menjadi beban pikirannya yang bisa berdampak negatif baginya secara psikis dan non psikis.

Menariknya, hal tersebut didukung dan diperkuat jumlah ayat dari surah Yusuf yang berada pada juz 12 yaitu 52 ayat yang merujuk pada surah ke-52, yaitu At Thuur (bukit).

Ia memang terkadang merasa lebih baik dan lebih ketimbang orang lain. Negatifnya ia suka menganggap orang lain berada di bawahnya dan memandang remeh mereka.

Hal ini harus diwaspadai orang yang berjuz 12 dan diatasi dengan membaca Al Qur’an (juz nya) untuk meminimalisir karakterkarakter yang negatif.

Dari dua surah yang berada pada juz 12 diatas bisa juga dikatakan orang yang membawa karakter juz 12 memiliki kecenderungan hidup bebas, tanpa tekanan dan aturan orang lain. Oleh karenanya, ia mempunyai bakat menjadi wiraswastawan.

Disamping itu ia juga mempunyai bakat mendalami ilmu perbintangan dan yang berhubungan dengan benda-benda langit (meteorologi dan geofisika) serta agronomi (ilmu pertanian).

Berdasarkan Tanda ‘Ain

Kalo kita konversikan angka 12 ke dalam stuktur ‘Ain, hurufnya adalah (sin) yang berarti ambisi, motivasi. Pada umumnya orang yang membawa karakter juz 12 adalah sosok pribadi yang ambisius dan temperamental.

Semua hal inginnya dikuasai padahal ia sebagai manusia mempunyai kekurangan, sehingga kadang ia terkesan angkuh.

Orang yang berjuz 12 bisa saja cepat marah atau emosional namun karena ia mempunyai unsur tanah (dingin), emosinya pun akan bisa cepat reda. Adapun uraian ‘Ain pada juz 12 sebagai berikut :

‘Ain 1
Angkanya adalah 1 (otak, pribadi), 8 (darah, jantung), 1. Artinya seperti sudah dijelaskan di awal, ia gemar mengasah otak dan pikirannya seningga kapasitas intelektualitasnya baik. Tetapi yang perlu diingat faktor eksternal yakni lingkungan dan latar belakang pendidikannya menentukan seberapa besar atau dominan tidaknya semua karakter dasar ini muncul atau ada pada dirinya.

‘Ain ini sama dengan ‘ain 17 yang berarti estimasi. Hal ini jelas berhubungan dengan kelebihan untuk menakwilkan mimpi.

Ia mempunyai kelebihan membaca tanda atas sesuatu yang akan terjadi. Selain itu, ain 33 juga berarti prioritas. Dalam melakukan sesuatu, ia menerapkan skala prioritas. Ia merupakan tipe orang yang tidak bisa serta merta melakukan banyak hal secara serampangan (akan diperjelas pada struktur halaman).

‘Ain 2
Angkanya adalan 2 (mata), 16 (dasar, intisari), 2. Dari kombinasi angka ini bisa semakin dipahami, orang berjuz 12 tidak terlalu suka basa-basi dalam menyikapi sebuah permasalanan. Biasanya langsung melihat pada inti, seningga memang perlu waktu untuk berdialog dengannya.

‘Ain ini juga berarti ‘ain 18 (pertimbangan, pengkajian). Dari ‘ain ini semakin diperjelas bakat analisisnya memang menonjol. Dengan kata lain, sangat teliti dalam mengamati sesuatu.

‘Ain 34 juga merupakan representasi ‘ain ini yang berarti kebijakan dalam mengambil langkan.

Ketika unsur Yusuf berperan dalam dirinya ia bisa menjadi pribadi yang tegas dan bijak dalam mengambil keputusan.

‘Ain 3
Angkanya adalan 3 (THT), 11 (tali rasa, perasaan), 3. Orang yang berjuz 12 memang biasa menangkap informasi yang mencakup apa yang didengar dan diucapkan dengan perasaan.

Namun sebaliknya ia bisa menjadi orang yang ceplas-ceplos, tidak peduli apakan yang dikatakannya menyakiti orang lain atau tidak.
‘Ain ini juga bisa berarti ‘ain 19 (pemecahan masalah). ia memang kategori orang tidak betah dan gerah apabila permasalanan tidak segera diselesaikan.

Memang awalnya ia lebih cenderung mengamati dan banyak diam. Namun tak jarang ketika ia berbicara apa yang dibicarakannya merupakan jalan keluar dari permasalahan.

Selain ‘ain 19 adalah ain 35 (pengenalan lingkungan secara mendalam). Ini membuktikan ia perlu waktu dan berproses untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

‘Ain 4
Angkanya adalah 4 (tulang, rangka), 14 (langkah awal, rencana), 4. Kombinasi angka tersebut membuktikan tidak jarang ide-ide dari orang yang berjuz 12 hanya sampai sebatas wacana (rencana) saja.

`Ain ini juga berarti ‘ain 20 (batas pandang, aturan main). Terkadang ia lupa akan keterbatasan dirinya karena terlalu seringnya memunculkan ide-ide yang terlalu tinggi. ia juga orang yang mempunyai aturan main sendiri seningga terkesan seenaknya sendiri.
Juga bisa berarti ‘ain 36 (sebab akibat). ia adalah orang yang menganut paham sebab akibat. Bagi dirinya tiada hasil tanpa upaya.

‘Ain 5
Angkanya adalah 5 (tangan, penanganan), 11 (tali rasa, perasaan), 5. Di balik keegoisannya tersimpan perasaan yang halus.
Untuk menghadapinya, kita memang narus memasuki wilayah ini. Kalau sudah kena, ia akan berbalik menjadi seorang penurut.

Dalam menangani sesuatu, ia benar-benar menjalankan dengan sepenuh hati dan menggunakan perasaan yang ada. Sebaliknya, jika tidak “mood”, ia enggan melakukan sesuatu pekerjaan yang sudah menjadi kewajibannya.

‘Ain ini juga berarti ‘ain 21 (pemikiran ulang, analisa). Makna ‘ain ini merupakan indikasi apa yang ia lakukan merupakan hasil analisa yang menurutnya sudah matang, namun terkadang tidak untuk orang lain.

Juga ain 37 yang berarti (analisa lanjutan). Ketelitiaan dan menganalisisa sesuatu, merupakan kelebihan orang juz 12.

Berdasarkan Halaman
Taktis
Taktis didapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada juz 12 dari halaman 1 sampai 6 yang totalnya adalah 61. Surah ke-61 adalah As Shaf (barisan).

Bagi seorang juz 12 keteraturan dalam menjalankan segala sesuatu merupakan kewajiban baginya. Mulai dari mengatur barang-barang miliknya sampai mengatur hidupnya. Semua itu masuk dalam agenda kesehariannya.

Kelemahan dan Kelebihan
Kelemahan dan kelebihan didapat dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada b halaman 7 sampai halaman 13, yaitu berjumlah 81 ayat.

Surah ke-81 adalah At Takwir (menggulung). Hati-hati di balik sikap tenangnya, bisa disinyalir terdapat motivasi atau ambisi tertentu. Dari penggabungan berbagai sistem dalam mengurai karakter, juz 12 memang terdapat dua unsur yang ketika bersinergi membentuk sebuah kekuatan baru yang bisa menggulung apapun yang ada di depannya. Dua unsur tersebut adalah air dan tanah.

Kalau egoismenya memuncak, ia tidak peduli dengan rintangan apapun yang melintang didepannya. ia nekat melibasnya. Sebaliknya, ia akan menjadi seorang yang gigih mengatasi masalah yang menghadangnya. ia tidak menyerah sebelum masalan dapat diselesaikan.

Jalan Keluar
Jalan keluar bisa dipahami dengan menjumlahkan ayat yang ada pada nalaman 14 sampai 15 yang totalnya berjumlan 18 , yaitu surah Al Kahfi (gua).

Dalam menghadapi perkara atau persoalan yang pelik tak jarang ia bersikap tertutup terhadap siapa-pun ia cenderung menjadi pendiam.

Dan tidak ingin seorang pun mengetahui masalah yang dialami. Karena Al Kahfi merupakan jalan keluar, itulan solusi terbaik bagi seorang juz 12 bila menghadapi masalan.

Dasar
Dasar didapatkan dari menjumlahkan ayat yang terdapat pada halaman terakhir yaitu 16. Total ayatnya yaitu 10 Yunus (air).

Pada dasarnya orang yang membawa karakter juz 12 bisa bergaul dengan siapa saja dan di lingkungan mana saja namun ia memang perlu waktu.

Kelemahan Fisik
Kelemahan fisik orang yang berjuz 12 terdapat pada bagian sistem urogenital dan alat kelamin. Kalaupun menjadi kelebinan, bisa dipastikan ia mempunyai libido sek yang tinggi.

Kelemahannya juga terdapat pada organ mata. Sebaliknya kalau menjadi sebual kelebihan, mata (simbol pengamatar analisis)-nya akan tajam.

Menurut sistem lain, kelemahannya juga terletak pada bagian kepala.
Bisa jadi sering sakit kepala atau pusing-pusing. Dan kalau menjadi kelebihan, ia tipe orang yang betah berpikir melebihi orang lain.

Kesimpulan Karakter Orang Juz 12

Kelebihan:
Teliti dan penuh perhitungan. Pandai menyimpan rahasia. Mudah bergaul meskipun terkesan kaku. Memiliki pemikiran tajam dan mendahului orang lain. Banyak memiliki kemampuan terpendam yang tidak dia sadari. Cepat belajar dan memahami sesuatu.

Kekurangan:
Temperamental dan merasa unggul dari yang lain. Setiap kemauannya harus bisa dituruti. Suka beranganangan yang melambung. Perasaannya sensitif dan mudah tersinggung. Tidak jarang merasa dikucilkan dari keluarga atau teman. Terkadang ia enggan berbagi ilmu atau pengetahuan yang dimiliki, kecuali jika kita bertanya padanya.

sumber : Khalifah Edisi 16/Tahun I/2005

Tugas Kuliah PTIK Ke 8

Tugas Rangkuman

Dasar Pemrograman

Jenis Pemograman:

- Scratch

- Borland

- Turbo Pascal

- Small Basic

- Microsoft Visual Basic 6.0

Pengertian Komputer

Komputer terdiri dari :

1. Perangkat Keras : Memproses fakta dan data menjadi informasi

2. Perangkat Lunak : Mengatur pemrosesan data dan fakta menjadi informasi

Bentuk Perangkat Lunak :

Perangkat Lunak berbentuk Aljabar Boolean yang direpresentasikan sebagai binari digit bentuk 0 atau 1 Kode , kode tersebut digabungkan menjadi instruksi aritmatik, logika, dan instruksi mnemonic , Instruksi mnemonic digabung kembali menjadi BAHASA

Pemrogram

Bahasa Pemrograman

Bahasa adalah suatu sistem untuk berkomunikasi

Bahasa tertulis adalah suatu sistem berkomunikasi dengan menggunakan simbol (huruf) untuk membentuk kata.

Dalam ilmu komputer, bahasa manusia disebut bahasa alamiah (natural languages), dimana komputer tidak bisa memahaminya, sehingga diperlukan suatu bahasa komputer

Bahasa Pemrograman

Level Rendah : Level bahasa yang mendekati level bahasa mesin, instruksi yang diberikan akan langsung dipahami oleh komputer. Pada level ini program yang diinstruksikan berupa angka angka kode heksa atau biner, (matematika biner) contoh: bahasa mesin

Level Menengah: Level bahasa gabungan antara intruksi mesin dengan instruksi yang mulai mendekati bahasa manusia berkomunikasi, contoh: bahasa assembler dan bahasa C

Level Tinggi : Bahasa pemrograman yang mendekati instruksi manusia berkomunikasi, contoh: Pascal, Delphi, Visual Basic, atau Oracle

Perkembangan Bahasa Pemrograman

A. Generasi I: Bahasa Mesin

ENIAC (Electronic Numerical Integrator and Calculator) pada tahun 1945 oleh Mauchly and Eckert.

Menggunakan kode-kode biner (0 dan 1), dengan basis dasar transistor. “On” = 1, dan kondisi “Off” = 0.

Rumit, sukar dihafal, dan lama

Dikembangkan dengan bilangan oktal dan heksadesimal

B. Generasi II : Low Level Language

    1. Penyempurnaan dari bahasa mesin
    2. Bahasa assembly sudah mulai memasukkan unsur kata bahasa Inggris meskipun dalam bentuk singkat
    3. Bersifat machine dependent
    4. Penulisan bahasa assembly sudah jauh lebih mudah dibanding dengan bahasa mesin, namun masih terlalu sulit bagi orang awam yang tidak memahami perangkat keras komputer, karena beberapa variabel masih mengacu pada register, alamat memori maupun alamat port I/O.

C. Generasi III : High Level Language

Tahun 1950, FORTRAN (FORmula TRANslator), yang sudah bersifat machine independent.

Diikuti bahasa pemrograman aras tinggi seperti : BASIC, COBOL, PL/1, PASCAL, ALGOL, PROLOG, C, dan lain-lain.

Pemrosesan program oleh komputer dalam bahasa aras tinggi ini meliputi:

I. Compilation

II. Link

III. Execution

  1. Generasi IV: Bahasa Deklaratif

Bahasa pemrograman ini jauh lebih mudah ditulis karena instruksinya sudah sangat mendekati bahasa percakapan sehari-hari

Contoh: DBASE, SQL (Structured Query Language)

  1. Generasi IV: Bahasa Deklaratif

Bahasa pemrograman ini jauh lebih mudah ditulis karena instruksinya sudah sangat mendekati bahasa percakapan sehari-hari

Contoh: DBASE, SQL (Structured Query Language)

Definisi Program dan Pemrograman

  1. Kumpulan instruksi-instruksi tersendiri yang biasanya disebut source code yang dibuat oleh programmer (pembuat program)
  2. Urutan perintah yang disusun sedemikian rupa, sehingga komputer dapat melaksanakan perintah sesuai dengan keinginan pemakai

Pengertian Program Komputer

Program Komputer : Susunan Instruksi yang harus dikerjakan oleh komputer

Susunan Instruksi disebut dengan Perangkat Lunak (Software)

Langkah-langkah sistematis dalam pembuatan suatu program, sebagai berikut:

  1. Mendefinisikan permasalahan dan membuat rumusan untuk pemecahan masalah

Mendefinisikan Permasalahan dan membuat rumusan untuk pemecahan masalah

Harus mengerti dengan baik mengenai permasalahan apa yang ingin diselesaikan, seperti:

- Bagaimana hubungan antara data input dengan hasil pengolahannya

- Bagaimana data input dengan pengolahannya

- Bagaimana hubungan antara output dengan pengolahannya

- Bagaimana struktur pengolahannya

Sebagai Contoh:

Misalkan ingin menghitung luas segitiga :

1. Bahwa untuk mendapatkan luas segitiga (hasil pengolahan) harus diketahui alas dan tinggi segitiga tersebut (data input)

2. Bahwa untuk mengolah luas segitiga dengan formula 0,5 * alas * tinggi (pengolahan), input yang dibutuhkan adalah alas dan tinggi

3. Hasil dari pengolahan 0,5 * alas * tinggi didapat luas segitiga

4. Struktur pengolahannya yaitu data input:

Masukkan alasnya

Masukkan tingginya

Proses dengan formula 0,5 * alas * tinggi

Didapat luas segitiga dari hasil pengolahan diatas

  1. Implementasi

Implementasi telah mulai melibatkan bahasa pemrograman yang ingin digunakan di dalam mengimplementasi algoritmaakan menentukan bahasa pemrograman apa yang cocok atau ingin digunakan

Algoritma: urutan langkah-langkah yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah\

  1. Kompiling

Adalah tahapan pemeriksaan terhadap program yang disusun yang akan dilakukan oleh komputer dengan menggunakan Processor Program atau Kompiler

Processor program atau kompiler berfungsi sebagai alat/program yang akan menerjemahkan program yang dimasukkan ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komputer (Objek Program)

  1. Menguji coba dan membuat dokumentasi

Menguji Coba

- Setelah selesai kompiling, langkah selanjutnya yaitu menguji program tersebut apakah telah berjalan sesuai dengan tujuannya untuk memberi solusi dari suatu permasalahan

- Apabila program belum berjalan dengan baik, maka kita perlu mengkaji kembali rumusan/algoritma yang telah dibuat pada langkah pertama, serta memperbaiki implementasi program yang mungkin keliru

Membuat Dokumentasi dan Persiapan untuk Produksi

Untuk memudahkan dalam memeriksa kesalahan suatu program ataupun memahami jalannya program, perlu membuat dokumentasi dari program yang dibuat

Dokumentasi tersebut berisi informasi mulai dari tujuan/fungsi program, algoritma program, hingga cara menggunakannya.

Flowchart atau Diagram Alir

Pengertian:

Flowchart atau diagram alir berfungsi sebagai alat bantu yang berupa simbol–simbol yang saling dihubungkan sehingga dapat menggambarkan alur pikir sebuah program atau permasalahan yang akan diproses dengan progam komputer

Teori Dasar:

Sebuah program secara sederhana digambarkan dengan alur proses sebagai berikut :

· Masukkan (Input)

Data yang berupa variabel (nilai data bisa berubah) atau konstanta (nilai data tetap) yang berguna sebagai data yang dibutuhkan agar formula/solusi yang ditetapkan dapat diproses

· Proses

Formula atau proses untuk menyelesaikan permasalahan dari data masukkan yang diberikan

· Keluaran (Output)

Hasil yang didapat setelah masukkan yang ada diproses


Contoh: Luas Segitiga

Contoh: Menghitung Luas Lingkaran