PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013
Sejak
digulirkannya kurikulum 2013, maka standar penilaiannya pun mengikuti aturan yang
ada dalam kurikulum ini. Seiring dengan itu, standar isi, standar proses dan
standar kompetensi lulusan juga harus
mengalami penyesuaian sesuai dengan kurikulum 2013. Empat standar pendidikan
dari delapan yang ada akan mulai mengalami penyempurnaan seiring dengan
diterapkannya kurikulum 2013. Untuk lebih jelasnya dapat melihat PP No. 32
Tahun 2013 sebagai hasil perubahan dari PP No. 19 Tahun 2005.
Berdasarkan hal di atas, secara teknis bagaimana penerapannya tentu harus diawali dari perubahan mindset. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan kurikulum. Sehebat apapun kurikulumnya kalau tidak dibarengi dengan keterbukaan menerima perubahan demi kemajuan dan penyempurnaan kualitas pendidikan tentunya perubahan kurikulum tidak akan berdampak banyak.Tiga aspek penilaian yang harus ada dalam penilaian kurikulum 2013 yakni, penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penialaian keterampilan. Dalam melaksanakan penilaian sikap baik sikap religius maupun sikap sosial yang harus dikembangkan dan dibiasakan kepada peserta didik dalam kurikulum 2013 dapat dilakukan dengan berbagai jenis penilaian. Hal ini tentunya disesuaikan dengan kebutuhan.
Berdasarkan hal di atas, secara teknis bagaimana penerapannya tentu harus diawali dari perubahan mindset. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan kurikulum. Sehebat apapun kurikulumnya kalau tidak dibarengi dengan keterbukaan menerima perubahan demi kemajuan dan penyempurnaan kualitas pendidikan tentunya perubahan kurikulum tidak akan berdampak banyak.Tiga aspek penilaian yang harus ada dalam penilaian kurikulum 2013 yakni, penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penialaian keterampilan. Dalam melaksanakan penilaian sikap baik sikap religius maupun sikap sosial yang harus dikembangkan dan dibiasakan kepada peserta didik dalam kurikulum 2013 dapat dilakukan dengan berbagai jenis penilaian. Hal ini tentunya disesuaikan dengan kebutuhan.
Pengamatan/Observasi, pada saat seorang guru melakukan kegiatan
pendahuluan, tentunya penilaian sikap yang dapat dilakukan yaitu dengan cara
observasi secara klasikal dengan menggunakan sekala likert atau checlist.
Adapun indikator yang akan diamati tentunya
disesuaikan dengan tuntutan kompetensi dasar yang ada dalam KI-1 dan
KI-2.
Langkah selanjutnya setelah memasuki kegiatan
inti, penilaian sikap harus konsinten
dilaksanakan untuk menilai perkembangan sikap peserta didik, misalnya
saat kegiatan inti peserta didik sedang melaksanakan tugas kerja kelompok
berarti indikator kerjasama, tanggung jawab, disiplin, keberanian, toleransi,
kesantunan dan kemandirian jangan luput dari pengamatan guru. Nah, yang harus menjadi pemikiran kita apakah
semua aspek sikap dalam proses kerjasama/berdiskusi harus jadi aspek pengamatan
dalam satu kali pertemuan? Hemat penulis tentunya tidak, tapi dalam hal ini
alangkah bijaknya seandainya guru membuat skala prioritas, indikator apa saja
yang akan diamati dalam satu kali pertemuan, jangan terlalu banyak jangan juga
terlalu sedikit. Yang terpenting ada konsistensi dan pemerataan semua indikator
teramati selama satu semester secara bergantian.
Langkah
terakhir dalam KBM adalah kegiatan penutup. Dalam penutup ini guru masih harus
tetap melakukan pengamatan terhadap sikap yang ada pada KI-1 maupun KI-2. Nah
indikator apa saja yang harus diamati pada saat kegiatan penutup. Misalnya
keberanian dan kesantunan peserta didik dalam menyampaikan kesimpulan,
kejujuran peserta didik dalam menuangkan refleksi, atau dalam tes. Itulah salah
satu contoh penilaian sikap yang dapat dilakukan dari mulai kegiatan awal
sampai akhir pembelajaran. Setelah kita menentukan indikator yang harus
diamati, maka untuk kepentingan penilaian sikap secara autentik kita akan mudah
membuat lembar observasi.
Hal
yang disampaikan penulis di atas baru sebatas jenis penilaian sikap melalui
aspek pengamatan. Selanjutnya apakan hanya dengan itu seorang guru memotret
sikap peserta didiknya. Lagi-lagi jawabannya tidak. Sebab masih ada teknik
penilaian lainnya misalnya dengan menggunakan format penilain diri atau
penilaian teman sejawat. Atau dapat juga menggunakan catatan jurnal guru.
Penilain diri (self assesment), apakah penilaian ini hanya digunakan untuk
menilai sikap saja? Dalam pedoman penilaian LCKPD di sana dicantumkan bahwa
janis penilaian sikap, ada penilaian hasil pengamatan, penilaian diri,
penilaian teman sejawat, dan jurnal guru. Kalau melihat pemetaan penilaian
seperti ini mungkin tidak salah kalau kita menganggap bahwa penilaian diri
hanya digunakan untuk menilai sikap saja.
Pada kenyataan penilaian diri tidak hanya
sebatas untuk sikap saja, tetapi dapat juga untuk mengukur kompetensi
pengetahuan atau keterampilan. Tentunya jika hal ini secara menyeluruh
disiapkan untuk menilai ketiga ranah yang menjadi sasaran penilaian kurikulum
2013 tentunya akan memberikan masukan yang bermanfaat bagi peserta didik maupun
guru. Tetapi tentu saja untuk ranah pengetahuan dan keterampilan sebatas meberikan informasi pengetahuan apa
dan keterampilan yang bagaimana yang telah menjadi kompetensi peserta didik.
Lebih dari itu, untuk penilaian pengetahuan dan keterampilan ada jenis
penilaian khusus. Berdasarkan uraian ini, maka penilaian diri ini sangat
bermanfaat untuk membiasakan jujur, percaya diri, semangat untuk maju, dan
terbiasa mengetahui kelemahan dan kelebihan diri.
Penilaian sikap berikutnya adalah penilaian
teman sejawat. Penilaian ini dilakukan oleh peserta didik yang satu kepada
peserta didik lainnya. Tentunya guru sudah memberikan format tertentu dan
penjelasan teknis bagaimana peserta didik dapat saling menilai. Dalam hal ini, indikatornya
harus jelas dan dapat diamati oleh peserta didik, begitu juga dengan
kriterianya harus sederhana, bahasanya harus lugas jangan menimbulkan
penafsiran ganda, dan format yang dibuat harus mampu memetakan kompetensi
sikap peserta didik dari kompetensi terendah
sampai tertinggi.
Terakhir jurnal guru, dalam
memberikan penilaian untuk ranah sikap, jurnal guru adalah salah satu jenis
penilaian yang dapat dijadikan alternatif. Bagaimana hal itu dapat dilakasankan
untuk penerapan penilaian dalam kurikulum 2013? Untuk menjawab permasalahan ini
tentu diperlukan kesepahaman tentang apa yang dimaksud dengan jurnal guru.
Dalam hal ini pemahaman penulis tentang
jurnal guru adalah catatan yang ditulis secara sistemtis tentang sikap yang
muncul pada peserta didik baik terkait dengan kekuatan dan kelemahan peserta didik berdasarkan pengamatan guru.
Adapun bagaimana formatnya, guru dapat berkreasi sendiri yang penting dalam
jurnal harus memuat informasi capaian kompetensi, formatnya sederhana dan dapat
memberikan makna yang jelas bagi guru tentang sikap peserta didik, dan memberi
kemudahan kepada guru untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta
didik.
Aspek
penilaian selanjutnya dalam penerapan kurikulum 2013 adalah penilaian
pengetahuan dan keterampilan. Untuk kedua aspek penilaian ini sebenarnya sudah
terbiasa dilakukan oleh para guru pada penerapan KTSP 2006. Kalau kita
renungkan penilaian sikap pun dalam KTSP 2006 kita sudah melakukannya. Hanya
bukti administrasi kita melakukan penilaian atas sikap itulah yang belum
dibukukan dan dilaporkan. Inilah bedanya dengan penilaian sikap dalam kurikulum
2013. Sebenarnya kita hanya tinggal sedikit berbenah diri, di KTSP 2006 kita
sudah menganut palsafah penilaian autentik, salah satunya ciri penilaian
autentik adalah objektif dan menyeluruh untuk ketiga aspek kompetensi, sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Tetapi
pada praktiknya kita baru menilai dua ranah saja yaitu ranah pengetahuan dan
keterampilan. Itu pun belum diklasifikasikan secara jelas dan tertulis dalam
buku laporan. Sekarang penilaian autentik dalam kurikulum 2013 akan diwujudkan
seutuhnya melalui penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh.
Di atas
sudah dibahas bagaimana penilaian sikap, lalu bagaimana penilaian pengetahuan
dan keterampilan pada kurikulum 2013. Penilaian Pengetahuan dapat dinilai
melalui tes lisan, tes tertulis, ataupun penugasan. Sedangkan untuk penilaian
keterampilan bisa melalui unjuk kerja, tugas proyek dan portofolio. Satu lagi
yang terbaru untuk penilaian keterampilan ada yang namanya penilai produk. Bagaimana
tentang penilaian autentik dalam aspek pengetahuan dan keterampilan, akan
dibahas pada artikel selanjutnya. Semoaga tulisan ini bermanfaat.
Amiin.