Selasa, 29 September 2015

CONTOH SURAT PEMBACA



LAB BAHASA BELUM DIMANFAATKAN SECARA MAKSIMAL

            Sebagai salah seorang peserta didik, kami merasa sangat bangga. Selain fasilitasnya lengkap, sekolah kami termasuk sekolah yang diidolakan. Masyarakat sering menjulukinya sebagai sekolah bonafit. Wajar kalau sekolah kami menjadi tujuan utama para calon peserta didik baru. Bagaimana tidak, ruang kelasnya nyaman, taman sekolah tampak hijau. Laboratiriumnya lengkap, ada lab bahasa, IPA, dan lab komputer.
Namun ternyata, segala fasilitas tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal, terutama laboratorium bahasa. Selama hampir tiga tahun kami bersekolah, kami memasuki ruangan mewah tersebut hanya tiga kali. Kami tidak tahu mengapa demikian. Yang jelas, kami sangat senang jika pembelajaran dilaksanakan di situ. Di samping mengurangi kejenuhan di dalam kelas, pembelajaran jadi lebih menarik. Oleh karena itu, lewat surat pembaca ini kami berharap guru yang bersangkutan berkenan lebih memanfaatkan ruangan yang mahal tersebut. Untuk siapa lagi fasilitas sekolah kalau tidak dimanfaatkan oleh peserta didik.

Nama dan alamat pada redaksi




KAMAR MANDI PERLU DIPERBAHARUI DAN DIKELOLA.

Selasa 29 Sepetember 2014. Saat itu pelajaran cukup lama sebab tiga jam berturut-turut. Tidak aneh kalau ada beberapa siswa yang minta ijin ke belakang. Saya merasa heran mengapa tidak dari biasanya siswa yang minta ijin maunya berdua-berdua. Mereka biasanya nurut saat disuruh sendiri. Tapi saat ini tidak, tapi saya gak bisa mengahalangi sebab salah satu siswa yang kembali dari belakang mengatakan bahwa gak bisa sendirian, sebab kunci pintu kamar mandinya rusak. Saya pikir kalau yang satu rusak tentunya bisa memakai kamar mandi yang lain.
Penasaran saya cek. Kumuh, kotor, gelap, dan terkesan kurang terawat. Itulah pemandangan yang saya lihat saat masuk ke kamar mandi siswa. Ditambah aroma yang kurang sedap tercium sebelum masuk ke dalamnya. Terbukti sudah apa yang dikatakan siswa tadi, ternyata kunci pintunya rusak semua. Belum lagi pintunya penuh dengan coretan yang kesannya tidak baik dan tidak pantas dipandang mata. Pemandangan siswa bergandengan datang ke kamar mandi pun terlihat. Setelah ditanya, alasannya “satu masuk satu jadi penjaga.” Mendengar alasan itu saya hanya bisa menghela napas.
Pihak sekolah selalu menggalakan kebersihan, terutama kamar mandi. Tapi kalau fasilitasnya tidak layak mau apa lagi?  Menurut saya sebaiknya pengelola kebersihan kamar mandi siswa perlu diberi pemahaman akan pentingnya menjaga kebersihan kamar mandi siswa.
Selain itu sebaiknya kamar mandi tersebut diperbaharui agar layak pakai. Kalau perlu ada tata tertib siswa, yang mau masuk kamar mandi harus melepas alas kaki, dan yang mengotori kamar mandi dengan sengaja diberikan sanksi. Selain itu saya sarankan ada penjaga khusus kamar mandi siswa yang ditugaskan oleh sekolah.

Nama dan alamat pada redaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar