LAB BAHASA BELUM DIMANFAATKAN SECARA MAKSIMAL
Sebagai
salah seorang peserta didik, kami merasa sangat bangga. Selain fasilitasnya
lengkap, sekolah kami termasuk sekolah yang diidolakan. Masyarakat sering
menjulukinya sebagai sekolah bonafit. Wajar kalau sekolah kami menjadi tujuan
utama para calon peserta didik baru. Bagaimana tidak, ruang kelasnya nyaman,
taman sekolah tampak hijau. Laboratiriumnya lengkap, ada lab bahasa, IPA, dan
lab komputer.
Namun
ternyata, segala fasilitas tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal,
terutama laboratorium bahasa. Selama hampir tiga tahun kami bersekolah, kami
memasuki ruangan mewah tersebut hanya tiga kali. Kami tidak tahu mengapa
demikian. Yang jelas, kami sangat senang jika pembelajaran dilaksanakan di
situ. Di samping mengurangi kejenuhan di dalam kelas, pembelajaran jadi lebih
menarik. Oleh karena itu, lewat surat pembaca ini kami berharap guru yang
bersangkutan berkenan lebih memanfaatkan ruangan yang mahal tersebut. Untuk
siapa lagi fasilitas sekolah kalau tidak dimanfaatkan oleh peserta didik.
Nama dan alamat pada
redaksi
KAMAR MANDI PERLU
DIPERBAHARUI DAN DIKELOLA.
Selasa 29
Sepetember 2014. Saat itu pelajaran cukup lama sebab tiga jam berturut-turut. Tidak
aneh kalau ada beberapa siswa yang minta ijin ke belakang. Saya merasa heran
mengapa tidak dari biasanya siswa yang minta ijin maunya berdua-berdua. Mereka biasanya
nurut saat disuruh sendiri. Tapi saat ini tidak, tapi saya gak bisa
mengahalangi sebab salah satu siswa yang kembali dari belakang mengatakan bahwa
gak bisa sendirian, sebab kunci pintu kamar mandinya rusak. Saya pikir kalau
yang satu rusak tentunya bisa memakai kamar mandi yang lain.
Penasaran saya
cek. Kumuh, kotor, gelap, dan terkesan kurang terawat. Itulah pemandangan yang
saya lihat saat masuk ke kamar mandi siswa. Ditambah aroma yang kurang sedap
tercium sebelum masuk ke dalamnya. Terbukti sudah apa yang dikatakan siswa
tadi, ternyata kunci pintunya rusak semua. Belum lagi pintunya penuh dengan
coretan yang kesannya tidak baik dan tidak pantas dipandang mata. Pemandangan
siswa bergandengan datang ke kamar mandi pun terlihat. Setelah ditanya, alasannya
“satu masuk satu jadi penjaga.” Mendengar alasan itu saya hanya bisa menghela
napas.
Pihak sekolah
selalu menggalakan kebersihan, terutama kamar mandi. Tapi kalau fasilitasnya
tidak layak mau apa lagi? Menurut saya
sebaiknya pengelola kebersihan kamar mandi siswa perlu diberi pemahaman akan
pentingnya menjaga kebersihan kamar mandi siswa.
Selain itu sebaiknya kamar mandi
tersebut diperbaharui agar layak pakai. Kalau perlu ada tata tertib siswa, yang
mau masuk kamar mandi harus melepas alas kaki, dan yang mengotori kamar mandi
dengan sengaja diberikan sanksi. Selain itu saya sarankan ada penjaga khusus
kamar mandi siswa yang ditugaskan oleh sekolah.
Nama dan alamat pada
redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar